“Ka Bandung mah belum lengkap kalau belum ka Braga(k),” ungkap Lilis, pemandu gelis yang mendampingi kami berkeliling Bandung menggunakan Bus Bandros.
Tag: Wisata Sejarah
Gerha Tak Bertuah Kota Tua Kalianget Sumenep

Tak biasanya rasa antusiasme memuncak kala membaca sebuah buku antropologi. Namun, hari itu, Huub de Jonge berhasil menyita sebagian besar akhir pekan saya untuk membaca bukunya, Madura Dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam: Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Buku terbitan Gramedia pada 1989 itu tak sengaja saya baca, setelah Andre meminta saya mengecek bukunya di meja kerja.
Lanjutkan membaca Gerha Tak Bertuah Kota Tua Kalianget Sumenep
Membesuk Eyang Soekarno di Blitar
“Ada yang tahu kapan negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka, anak-anak?”
Seperti biasa, Rusminiwati begitu semangat setiap kali mengajar sejarah. Ia adalah wali kelas kami. Di sekolah dasar (SD), para murid kelas empat biasa memanggilnya Bu Rus. Perempuan berusia 50 tahunan itu, cukup renta secara fisik, tetapi tidak untuk semangatnya.
Teka-Teki Perjalanan ke Sumber Jenon

Syahdan. Suatu siang di alun-alun kota Malang, saya berjumpa dengan seorang penjual es puter. Mulanya tak ada yang spesial, lantaran kami hanya sebatas penjual dan pembeli. Namun, ketiadaan pembeli lain waktu itu, membuat saya akhirnya membuka obrolan dengannya.
Bertamu ke Omah Munir 2
Omah Munir masih menyilakan saya bertamu sejak pertama kali datang. Bulu kuduk saya masih meremang. Bukan karena angker, tetapi akibat membayangkan nasib para aktivis HAM di Indonesia yang lenyap secara kelam.