
“Perumahan murah di Banten adanya di mana, ya?” Sambil menyandarkan kepalanya di sofa, Nuke tampak berangan panjang. Memikirkan sesuatu yang sepertinya membutuhkan jawaban segera. Sulit bagi saya untuk menerka, karena nada bicaranya antara bergumam dan bertanya. Namun, sebelum saya menanggapinya lebih jauh, seucap pertanyaan saya lemparkan guna mencari musababnya. “Kenapa?”