
Tingginya arus urbanisasi, membuat segala kebutuhan hidup di Jakarta membumbung tinggi. Mereka yang memiliki bekal memadai dapat memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan dan papan secara layak. Sebaliknya, bagi yang pergi ke Jakarta hanya bermodalkan nekat, akan merasakan kerasnya hidup di ibukota. Hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal timbulnya ketimpangan sosial.