Mungkin Saya Harus Bilang…


Delapan tahun bukan waktu yang sedikit, tapi juga bukan waktu yang lama buat blogging. Dari yang awalnya sekadar tempat pelampiasan tugas sekolah, ‘tong’ mengisi makalah kuliah, tempat curhatan yang entah isinya apa saja, hingga harus saya reset ulang menjadi blog berisi tulisan perjalanan.

Sejak lima tahun lalu, custom domain pun saya pilih untuk menunjukkan keseriusan. Penggunaan nama asli pun saya pilih bukan tanpa alasan. Saya khawatir jika menggunakan nama alias, atau kata yang terlalu spesifik dengan bidang pariwisata, justru menjadi blunder di kemudian hari saat saya tak lagi bergairah menulis cerita perjalanan.

Masa itu pun tiba, menjalani hobi sebagai pekerjaan ternyata ada titik jenuhnya. Saya mengalami writer’s block. Bukan tak ada bahan, tapi saya kehilangan ide segar, sudut pandang baru yang mampu memuaskan hasrat saya kala merangkai tulisan.

Sempat saya frustasi, hingga berniat untuk menutup blog ini selamanya. Namun, blog sudah ini telanjur hidup. Bahkan saya tak pernah menduga namanya cukup familiar di kalangan agensi, hingga email saya dibanjiri ‘pesanan’ beberapa kali.

Sayangnya saya sudah kehilangan asa, hingga pergaulan di dunia nyata menggiring saya pada komunitas yang tiada saya duga sebelumnya. Kurang lebih setahun terakhir, entah bagaimana permulaannya, rasanya mengalir begitu saja memasuki sirkel-sirkel pergaulan yang berkaitan dengan fashion, music, hingga yang tak pernah saya duga: apapun tentang Korea.

Seorang bahkan meyakinkan jika blog saya berpotensi diisi konten Korea. Oh, NO! Spontan saya menolaknya. Saya tak ingin berurusan dengan ‘dunia’ itu. Sialnya, pekerjaan saya belakangan justru berkaitan dengan Korean Culture seiring tingginya minat dan tren yang terjadi.

Perlahan saya pun menyadari, jika selama ini saya hanyalah sedang mengalami xenofobia. Saya benci segala hal yang berbau Korea, tanpa alasan yang jelas. Padahal jika ditelaah mendalam, tak ada yang perlu dibenci lantaran budaya yang berbeda.

Hal itu terbukti saat saya mampu menerima, memahami, berinteraksi hingga menulis tentang Korea. Projek pun muncul, berat rasanya menolak. Dengan menggunakan nama asli, rasanya saya memang lebih cocok menjadikan platform ini sebagai personal blog. Menulis segala hal yang saya minati, tak lagi mematenkan satu topik yang justru menyulitkan diri.

Mungkin saya harus bilang… ke depan blog ini bakal berisi konten KPOP dan semacamnya, seiring dengan projek baru saya yang sedang berjalan. Bukan artinya, saya berhenti menulis topik perjalanan. Semua akan tetap jalan secara beriringan.

Namun, saya sadar jika tak semua pembaca blog ini suka dengan KPOP dan semacamnya. Tentu dengan rendah hati, jika ingin unsubscribe, saya persilakan. Sebab, saya selalu meyakini, setiap tulisan punya pembacanya sendiri. Bagaimanapun blog ini butuh pemasukan jika tetap ingin bertahan, jadi jika perubahan bisa membuat lebih baik, maka akan saya lakukan.

Terima kasih telah sudi membaca tulisan-tulisan ala kadarnya di blog ini. Terima kasih telah membuat saya tersenyum selama ini. Sampai jumpa di laman berikutnya. :))))

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

33 tanggapan untuk “Mungkin Saya Harus Bilang…”

  1. xenophobia kayaknya lebih cocok buat terminologi Tionghoa Tom… kalo korea apa yah? Korophobia?

    aku kpop gak benci, tp juga gak suka2 amat, lebih suka drama korea kolosal macam jewel in the palace, dr situ aku banyak tau soal budaya dan kuliner tradisional korea…

    semoga sukses dengan genre barunya Tom, aku udah nyaman hang out di mari, jadi kayaknya gak bakalan pamit deh, kecuali diusir sama yg punya rumah haha…

    Disukai oleh 1 orang

    1. betul, tapi belakangan xenophobia lebih umum digunakan khususnya untuk melabeli orang barat yang benci banget dengan ras Asia—sejalan dengan kesuksesan orang Asia yang kini kian mendunia, KPOP salah satunya.

      Istilah tersebut kupinjam karena KBBI menyerapnya secara umum tanpa memberikan batasan untuk Tionghoa. Intinya segala kebencian/ketakutan pada sesuatu yang berbau asing secara berlebihan tanpa disertai alasan yang jelas, bisa disebut xenofobia versi KBBI.

      Kalau nanti muncul lagi turunan Korophobia yah mungkin baru kupakai, haha, tapi kuharap ketidaksukaan dengan landasan rasial semacam itu sebaiknya tak lagi terjadi di era modern begini. Kuharap kita bisa menerima perbedaan satu sama lain dengan leluasa sekarang.

      Soal KPOP, aku hanya kurang suka tabiatnya mas awalnya. Cowok joget atau menyanyi ramai-ramai yang kayak lipsinc terasa kurang familiar karena budaya kita tak memafhumkan hal semacam itu. Singkat kata pikiranku saja yang masih konservatif. Padahal tingkat ketebalan suara setiap ras berbeda. Dulu aku menilai menyanyi ala Agnez Mo, Beyonce atau Gaga adalah menyanyi yang sebenarnya, ternyata orang Asia Timur pun punya karakteristik sendiri untuk melakukannya. Dan, aku mulai memahami itu sejalan dengan penerimaan yang mulai kubuka dalam khazanah pikirku.

      Kdrama pun aku senang dan menonton, walau sulit tertarik sepenuhnya dengan genre romansa haha. Omong-omong, terima kasih karena kamu jadi yang paling setia meninggalkan jejak di blog ini mas. Pantas rasanya jika aku memberimu apresiasi suatu hari nanti. haha.

      *ini panjang banget ya komentarnya sudah macam postingan satu blog aja wkwk

      Disukai oleh 1 orang

      1. Oh begitu, maaf hehe… aku mikirnya itu ke satu negara tertentu doang 🙂

        aku awalnya kurang suka sm lagu kpop, terus artis kpop, aneh aja gitu semua lagu dijogetin, sejak februari 2019 di kantorku sering diputer lagu kpop pagi siang sore.. awalnya gak suka, lama-lama jadi menikmati, sampe sekarang belum suka sih, cuman hati dan telinga udah bisa nerima, gak nolak lagi hehe.. cuman artis kpop aku masih belum sreg sih, gayanya, penampilannya, ya gitu lah hehe…

        wkwkw, apaaan seh pake apresiasi segala.. sekarang aku gak follow blog traveling doang sih, ada mungkin 20% lifestyle, parenting.. fashion ada juga…

        entar kalo udah pindah rumah, kira2 fashion dan lifestyle nya masih ada benang merah dengan korea juga gak?
        aku tunggu letupan-letupan kecil atau letupan besar selanjutnya ya Tom

        salam hangat – Avant Garde

        Disukai oleh 1 orang

      2. lifestyle sempat ada di blog ini, masih ada di kategori ‘jangan dibaca, berat’ kalau ga salah, tapi itu sudah lama. kalau gaya hidup sehat dan fashion mungkin masih cukup aku terapkan sendiri, masih belum ada niatan untuk menulis. KPOP ini sendiri masih spesifik BTS dan TXT, karena kebetulan projeknya relate dengan keduanya. baru nanti kalau ada projek tambahan lagi, kupertimbangkan lagi untuk menambah yang lainnya. intinya pelan-pelan dulu lah, nggak buru-buru, hehe.

        Disukai oleh 1 orang

  2. GREAT! I LOVE KPOP, HAHAHA.

    Musiknya aja, anyway. Khususnya lagi boyband-nya. Ada masa-masa di mana gue sampai berlatih koreografi boyband-boyband itu bersama rekan-rekan satu komunitas. Sekarang sih hanya menjadi pendengar dan pengamat aja.
    Kalo drama, nggak pernah. Hanya segelintir series non-drama yang tayang di Netflix. Kalo film, kadang-kadang.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Wah, master nih. Aku ga sampai ngedance sih, haha, mentok hanya menikmati musiknya dan belajar Hangul sedikit-sedikit.

    Perlahan aku juga ingin menepis paradigma, ga ada yang salah dengan hobi menggemari KPOP, toh sama-sama musiknya. Aku hanya berharap xenofobia ga lagi ada, apalagi yang berbau rasial. Jika mendengarkan musik berbahasa Inggris/Arab/Jepang dianggap biasa, kenapa Korea diperlakukan berbeda? :)))

    Disukai oleh 1 orang

  4. Coba tengok blog saya, entah masih pantas disebut blog atau tidak karena saking tebalnya debu karena lama ga diisi.
    Mungkin sama denganmu Tom. Rasanya sudah ga berminat lagi nulis perjalanan. Bahkan, baca tulisan2 perjalanan pun sudah kehilangan hasrat 😦

    Disukai oleh 1 orang

    1. Kadang aku malah berpikir, “Apakah aku terlalu menuruti tren? Apakah aku ingin hits seperti blogger yang lain?”

      Padahal jika aku telaah lagi, aku tak begitu peduli dengan beragam atensi dari orang lain. Niat awalnya bikin blog juga semata-mata ingin menulis segala hal yang aku minati, segala momen bahagia yang pernah aku lewati, agar di kemudian hari bisa aku baca-baca lagi sebagai memorabilia.

      Hanya tren traveling yang menjamur beberapa waktu terakhir ternyata turut memengaruhi minat menulisku. Seorang bilang bahkan, blog itu harus spesifik. Kalau mau menulis traveling ya traveling terus sampai akhir.

      Di situ aku merasa tersiksa. Lantas, harus menulis ke mana lagi saat aku ingin meluapkan keluh kesah atau menulis hal-hal yang aku minati lainnya? Padahal, blog ini kuhidupi, tapi aku justru terkekang oleh paradigma yang justru bukan kemauanku sendiri.

      Beruntungnya, aku memakai namaku sendiri, sehingga aku berpikir, masih ada kebebasan untuk mengganti topik, karena bagaimanapun ini adalah blogku, representasi dari diriku, hobiku, atau segala hal yang kini aku minati. Jikalau tak lagi mengikuti tren yang telah lalu, cukuplah bagiku untuk menciptakan satu kategori lagi sebagai wadah inspirasi.

      Begitu pun yang kamu alami Kajo. Bisa jadi kamu perlu menulis topik baru sebagai penyegaran. Tak usah bimbang dengan cibiran orang. Biarkan mereka mencela, yang penting dirimu tetap bahagia.

      *kesambet apasih nulis beginian, wkwk

      Disukai oleh 1 orang

      1. Iya, sebetulnua banyak uneg2 yang ingin dituliskan. Tapi mentok cuma di ‘ingin’ saja. Makanya aku akhir2 ini kembali lagi menumbuhkan rasa ingin baca baca dan baca dulu. Entah artikel, buku atau apapun.

        Dan mengenai domain berbayar, akhirnya saya putuskan menyerah. Dan akan kembali ke blog gratisan saja. Sebelum tenggat perpanjangan domain habis akhir bulan depan.

        Disukai oleh 1 orang

    1. Iya. Boygroup tepatnya mas, karena mereka ga ada yang ngeband alias bukan anak band, wkw. Mereka mulai dianggap mainstream, karena lagu-lagu mereka bisa tembus chart musik global seperti Billboard, makanya diperhitungkan oleh industri musik dunia.

      Projekku ini lebih ingin mengenalkan prestasi mereka sih, khususnya dalam bermusik, terlebih musik mereka nggak selalu berbau romansa, tetapi sarat makna yang berkaitan isu sosial, seperti depresi yang kini lagi marak dialami anak muda, khususnya di Korea, kemudian stop bullying, hingga cara mereka mengajarkan untuk mulai self-love lewat musik.

      Memang pada akhirnya baru tahu semua maknanya setelah kita memahami liriknya yang notabene dalam Hangul (bahasa Korea). Butuh effort sih, tapi itulah akhirnya yang aku rasakan kenapa kedua grup ini cukup digemari banyak orang, bahkan hingga dari beragam usia di luar Asia.

      Itulah kenapa aku akhirnya menerima projek ini dan rela kumasukkan ke dalam blogku. Sebab, menurutku dedikasi mereka dalam bermusik, layak diketahui banyak orang. Mereka juga Asia’s pride alias representasi orang Asia di mata para musisi dunia. Diakui atau tidak keberhasilan mereka menyabet penghargaan semacam Billboard Music Awards, turut membuka mata dunia, jika orang Asia sebenarnya banyak yang bertalenta. :))))

      Disukai oleh 1 orang

  5. Ibarat tak kenal maka tak sayang ya Tom, begitu kenal baru terasa suka dan sayang yak hehe…
    penjelasan yang menarik
    temen kantorku sampe cuti kantor mau nonton konser bts di jakarta besok 🙂

    Disukai oleh 1 orang

    1. bukan bukan, aku masih belum tahap ngefans kok mas, aku masih sekadar tahu, karena dituntut tahu. Itu informasi jamak kok, di Wikipedia juga ada. BTS masih belum gelar konser di Jakarta tahun ini mas. Awas jangan salah sebut, nanti teman-temanmu bisa marah lho, wkwk. Fans KPOP ini lumayan fanatik soalnya, salah dikit menyebut nama idola mereka, bisa berujung berabe, makanya aku lebih memilih paham sepenuhnya dari pada cuma tahu setengah-setengah. Ga salah yang ke Jakarta besok TVXQ, Monsta X, Pentagon dan DPR Live. aku belum ada projek tentang mereka jadi ga bahas dulu. haha.

      Suka

    1. haha, santai kalau sama aku mas. soalnya aku kerap dilabrak sama teman-temanku yang fans KPOP karena awalnya salah sebut nama idola mereka, ya walau guyon aja sih.

      Iya, teman-temanku banyak pada berangkat, kok, itu nonton besok itu.

      Aku cukup menulis informasinya saja dulu belum ke tahap datang ke konser, wkwkw.

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.