Deru mobil yang melaju pagi itu mewujudkan rencana tak spontan semalam sebelumnya. Perbincangan ringan dengan topik ala kadarnya rupanya bermuara pada pertanyaan satu orang. “Besok libur, enggak ada rencana main ke mana gitu?” Tutur Yudith.
“Betul juga, ayo ke mana gitu, lama deh kita enggak main bareng,” Irma menimpali. “Ada ide enggak Tom?”
“Kalau bisa yang dekat-dekat saja Tom, biar waktu kita enggak habis di jalan,” pinta Lia.
“Hmm, ke mana ya? Main ke kebun teh? Atau, sekalian kebun raya deh?” Respon saya seraya menimang dengan permintaan saran yang tiba-tiba itu.
“Baru minggu kemarin kita ke Budug Asu, masa mau ke kebun teh lagi? Kebun raya mau apa memang, piknik?” Yudith kembali menimpali.
“Bukannya kamu juga dari kebun teh beberapa waktu yang lalu Tom?” Lia turut menanggapi, “Kebun raya ok sih, tapi yakin mau repot-repot menyiapkan bekal dulu buat piknik?”
“Bagaimana kalau ke Taman Safari? Lebih santai kayaknya, bisa ketemu hewan-hewan juga,” kali ini giliran Irma yang menawarkan ide.
“Wah asyik tuh, lama juga enggak main ke Taman Safari,” Yudith menjawab penuh antusias.
“Menarik, Lia setuju juga enggak?” Ungkap saya.
“Kalau kalian sepakat, aku siap berangkat,” pungkas Lia.
Belum juga jam 9 malam, kami lantas bergegas untuk pulang. Tak biasanya kami menongkrong sesingkat itu. Jika bukan karena rencana dadakan ke Taman Safari, niscaya kami bakal kongko hingga dini hari.
Disambut pagi yang cerah, kami akhirnya mewujudkan rencana ke Taman Safari keesokan paginya. Dengan laju sedang kami menikmati jalanan yang lengang, justru saat libur panjang akhir pekan. Tak butuh 2 jam perjalanan, mobil yang kami tumpangi dari Malang tahu-tahu sudah tiba di depan gapura ‘gading terbalik’ Taman Safari Indonesia 2 Prigen, Pasuruan.
Jam menunjukkan pukul 9 pagi, sepertinya loket pembelian tiket tampak baru beroperasi. Dengan laju lebih pelan, kami akhirnya mulai memasuki kawasan Taman Safari. Kami sempat berhenti mendekati petugas yang menjual wortel mentah. Tentu saja bukan untuk kami kunyah, melainkan untuk memberi makan satwa yang kami jumpa.
Yudith lalu mengemudikan mobil memasuki zona satwa sesuai asal benuanya.
“Zona America cuy,” Irma berkelakar, “Ketemu artis Hollywood enggak ya?”
“Anjrit artis Hollywood, ada kuda ‘cowboy’ Texas saja sudah syukur,” Yudith menimpali.
“Eh, buset leher kambing itu panjang banget ya?” Lia tiba-tiba bersuara dari kursi belakang.
“Woy, Ilama woy, buset dikira embek saja sama painem ini,” Sergah Yudith menanggapi lelucon Lia.
Di tengah gurau yang kian pecah, tiba-tiba mata saya terpaut pada Beruang Cokelat yang sedang istirahat.
“Yud… Yud… pelanin Yud. Mau motret beruang di sebelah kanan ini,” pinta saya yang di luar dugaan bikin yang lain ganti balik serius dan berhenti tertawa.
Tak berselang lama, ganti Lia yang bersebelahan dengan saya meminta kami fokus di sebelah kiri. Beberapa satwa sejenis sapi berwarna kecokelatan dengan tanduk sangat panjang berkumpul saling memandangi.
“Walusi, eh guys namanya Walusi,” ujar Lia membaca papan nama spesies tersebut, “Asyik juga nama kebo Afrika ini.”
Kami pun kembali tertawa, hingga berganti zona. Di area habitat satwa Asia kali ini, ratusan kancil dan rusa mengerumuni kami. Bahkan, Irma sampai kaget saat memilih beberapa wortel untuk disodorkan keluar, tahu-tahu ada lidah Rusa Tutul menjulur di antara celah kaca jendela mobil yang kami buka sedikit.
Spontan saja rasa ingin tertawa sekaligus khawatir menggelora, dan lagi-lagi membuat tawa kami pecah. Buru-buru Yudith menaikkan kaca mobil sedikit.
“Irma diam-diam ditaksir rusa,” Yudith melempar canda yang seketika memperparah tawa kami. Padahal cuma 4 orang, tapi berasa tertawa dengan 10 orang saking kerasnya.
Menjelang masuk ke zona Afrika, mobil kami pun dihadang dengan satwa yang tampak seperti hasil persilangan bermacam hewan. Tingginya se-unta, tanduknya mirip rusa, posturnya mirip kuda, dan sebagian corak kulitnya belang macam zebra.
“Aduh gila, hewan apa pokemon aneh betul rupanya?” Yudith masih sempat bercanda.
Sembari menginjak pegas pelan-pelan agar tak melukai satwa bernama Waterbuck tersebut. Puncaknya, Irma yang tadinya tertawa spontan menjerit sambil merengek pasrah.
“AAAAAAH, TIDAAAAK” teriaknya dalam mobil.
Bukannya iba, kami malah tertawa sejadi-jadinya. Karena kami semua tahu, Irma baru saja mencucikan mobilnya sore kemarin, dan sekarang kaca mobil di kiri-kanan penuh dengan liur bekas jilatan Waterbuck.
Terbebas dari Waterbuck, kami akhirnya masuk ke zona Afrika. Gajah, Zarafah, Unta, Badak, Kuda Nil hingga Singa kami jumpai. Sayang sama halnya Harimau di zona Asia, Singa-Singa di sini pada tidur semua.
“Yee, ada tamu gak disambut malah ditinggal molor berjamaah,” seloroh saya karena kesal tak dapat foto-foto mereka pas lagi beraktivitas.
“Buruan bangunin sana, Tom,” Lia menimpali dari samping sambil tertawa, “Apa perlu gua jorokin?”
Zona demi zona akhirnya berhasil kami lalui. Mobil pun akhirnya sampai di tempat parkir. Dari sana, kami masih saling ejek dan bergurau bak tak punya urat malu, menyusuri atraksi demi atraksi yang tersisa.
Saking berisiknya, Yudith malah sampai dilempar batu oleh Simpanse. Untung saja batunya enggak kena langsung, kami pun langsung melipir pergi, sambil tertawa tak henti-henti.
Tahu peristiwa tadi, perugas Taman Safari menghampiri kami. Sekadar bertanya apa kami baik-baik saja. Ia menambahkan jika Simpanse termasuk mamalia teritorial, jadi kalau ada yang dianggapnya mengganggu di wilayahnya ia akan menyerang.
“Lu sih bikin gaduh mulu,” tandas Lia ke Yudith.
“Oh gitu, sorry ya mas, mulut kami sepertinya perlu dikondisikan,” canda Yudith menimpali petugas Taman Safari.
Dengan penuh keramahan, si petugas tadi menyilakan kami untuk lanjut bersenang-senang, tetapi juga waspada sendiri, lantaran perilaku satwa kadang memang tak terduga. Tak jauh dari sana ada Taman Burung juga Reptil yang tak luput kami hampiri.
Sebelum berlanjut menjelajahi semua area dan mencoba wahana, camilan yang mengganjal perut selama di perjalanan tampaknya mulai tercerna habis. Pukul 1 siang kami akhirnya memutuskan makan.
Alih-alih menemukan menu yang menggugah selera, ujung-ujung larinya ke mi instan. Apalagi antrean di gerai makanan yang mengular dan beberapa pilihan menu bahkan habis, kian membuat kami memilih menyantap hidangan yang cepat disajikan.
Merasa agak kenyang, kami lalu menuju ke beberapa lokasi tempat atraksi andalan di Taman Safari digelar. Mulai menikmati aksi Penguin Humboldt yang lucu-lucu. Kemudian, melihat pertunjukan Harimau Putih makan daging yang dilempar petugas, menikmati lucunya atraksi lumba-lumba, hingga harus rela berbasah-basahan kena tembakan air saat menonton The Temple of Terror.
Beragam keseruan tersebut tanpa sadar membuat kami bahagia tak terkira. Betapa liburan yang amat sederhana dan tanpa rencana muluk-muluk ini, justru membuahkan keseruan sepanjang hari. Tak lama, tetapi begitu membekas kesannya di dalam hati. Begitulah kira-kira liburan singkat kami Sehari di Taman Safari.
temenmu asik² ya Tom.. Yudith, Irma, Lia ini nama sebenarnya? 🙂 itu hewan buasnya gak dikandangin jg yah.. aku belum pernah ke tmn safari soalnya hehe… Foto terakhir ngambilnya pake apa?
SukaDisukai oleh 1 orang
Bukan mas, nama samaran, mereka enggan diekspos nama aslinya. Haha.
Semua zona safari hewannya dibiarkan bebas, makanya lihatnya wajib dari dalam mobil, bisa mobil sendiri atau naik bus taman safari.
Ada juga hewan yang dikandangin, nah ini biasanya yang gampang terbang macam burung gitu, tapi ya tetep kandangnya raksasa haha. Atau, reptil berbahaya macam ular dan buaya, biar bisa lihat dari dekat hewan-hewan tersebut dikandangin berbatas kaca bukan besi macam kebun binatang.
Yang terakhir pakai kamera yang sama, cuma itu konsepnya macam akuarium underwater kayak di sea world jadi kita bisa motret seolah dari bawah air.
Cobalah sekali-sekali main bareng keluarga ke taman safari mas, btw koleksinya gak salah beda tiap daerah, antara taman safari di Jabar, Jatim sama Bali.
Oya, sorry komenmu masuk spam, gak tahu tumben-tumbenan, jadi telat reply haha.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kayaknya karena keseringan nyepam dimari Tom, makanya masuk spam 🙂
Oh gitu, antar zona dipisahin gitu nggak… apa yg harimau, singa juga dibebasin?
Kalo ga bawa mobil, nunggu bus safarinya penuh dulu yah… maaf kebanyakan tanya hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Gak apa apa sering-sering di mari aja, haha.
Karnivora, herbivora dipisahkan zonanya mas, kalau nggak habis di mangsa. Dua predator juga dipisahkan, biar gak saling membunuh. Etiket alam liar mungkin ya.
Enggak kok, gak nunggu penuh, aku pernah 5 orang berangkat kok lengkap pemandunya, busnya banyak jadi gak harus nunggu penuh, malah kalau dibikin aturan gitu tempat penjemputannya yang penuh.
SukaDisukai oleh 1 orang
ah keren keren om, itu harimau langsung gitu ya..pake pagar juga gak sih..
serem lah..hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Nggak langsungan gitu, makanya lihatnya ya harus dari dalam kendaraan
SukaSuka
Oh gitu … ada barrier alam kayak di jurrasic park mungkin yah, entar aku cari tau hehe
Kemaren tuh ceritanya biar traffic naik, aku sama temenku kayak berbalas pantun gitu, jadi komennya sedikit2 tp bales2an kayak chat wkwkw.. eh, dia gak bisa komen di blog aku, komenku di blog dia masuk spam gitu …
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama pakai WordPress-nya kan tapi? Harusnya aman sih selama blognya real bukan fake atau berisi konten yang mengganggu, gak gampang masuk penyaring akismet, orang spamku aja tiap hari hampir 100 komentar wkwkw
SukaSuka
Keren banget kamu Tom wkwkwk…. kalo udah pake dotcom makin rame 😀
Yups. dia pake wordpress juga tapi yg premium (udah dotcom)
SukaDisukai oleh 1 orang
harusnya sama saja dengan pas kamu ngechat di sini kan mas? 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Iyah, kemaren kayak gitu, sekarang dia udah bisa komen tp komenku masuk ke spam dia dulu baru diapprove …
SukaDisukai oleh 1 orang
kemarin aku juga sempat mencari komenmu kok mas di antara tumpukan spam dari penjual kondom, popok bayi lah, jasa togel-lah, sampek ngakak sendiri bacanya, haha.
SukaDisukai oleh 1 orang
Astaga, spammu lebih parah yak 😀 Punyaku cuma spam seo sama judi aja sih … wkwkwkwk … hak ada yg sampe aneh2… tiap kali aku buka dashboard sekalian aku bersihin biar nggak numpuk 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
kalau di tempatku gak langsung muncul di kolom komentar sih mas, jadi jarang kuperhatikan, lagian sudah kuset auto-deleted seminggu sekali, jadi biar mesin aja yang kerja ngurusin spam, wkwkwk.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya sama sih, kalo terindikasi spam masuk ke kotak spam 🙂 kalo bukan spam langsung muncul di kolom komen…
SukaDisukai oleh 1 orang