Bukan Outing yang Gitu-Gitu Aja


Rasanya saya masih tak percaya bisa duduk dalam mini bus yang melaju sedang pagi itu. Tak hanya diam menikmati jalan, tetapi ikut nimbrung menimpali setiap obrolan. Padahal, beberapa waktu sebelumnya saya sempat ragu hendak ikut atau merelakan uang yang telanjur keluar untuk iuran.

Liburan dengan sembarang orang, bukanlah gaya saya berkelana. Demi kenyamanan, saya biasanya sangat selektif mengajak teman jalan. Itu pun tak akan lebih dari lima kepala. Namun, ajakan beberapa kawan kali ini agaknya cukup melunakkan hati, hingga menurunkan tensi ego dalam diri. Tak ada salahnya dicoba. Begitu kalimat tersebut memantik dalam benak.

Di sisi lain, kesibukan yang menggunung, terlebih selepas menjadi panitia acara di kantor, menumbuhkan kepenatan tersendiri. Daripada mati stres akibat menunggu cuti yang baru bisa diajukan awal pekan berikutnya, saya akhirnya memilih menerima tawaran mereka. Apalagi setelah saya cek, akhir pekan tersebut masih belum ada rencana mau ke mana.

Suka cita pun akhirnya mengiringi perjalanan kami ke Pantai Ngudel. Di luar dugaan, teman-teman sekantor begitu antusias meramaikan suasana. Ada yang membagikan makanan, ada yang menawarkan minuman, bahkan ada yang membawa satu flashdish khusus berisi kumpulan lagu. Tak pelak sepanjang perjalanan, kami karaoke bersama hingga tandas suara.

Keseruan berlanjut saat kami tiba di lokasi. Terlepas dari jarang berkelana, mereka ternyata menyiapkan segala logistik dengan sangat terencana. Selain makanan dan cooling box berisi aneka minuman dan buah untuk dinikmati bersama, alat pembakaran juga beanbag tak luput dibawa.

Demi kemudahan koordinasi, kami memang membuat sebuah grup WA. Kesibukan yang padat, membuat saya akhirnya pasrah apa kata mereka. Siapa sangka, perencanaan yang dibahas dengan selingan canda tawa ternyata diwujudkan nyaris sempurna.

Sementara yang lain mulai sibuk berfoto, saya terkesiap dengan semilir pantai selatan Malang yang rasanya lumayan lama tak jumpa. Bukan kali pertamanya, tapi berkunjung kembali setelah sekian lama ke tempat yang sama serasa membawa diri bernostalgia. Ombak yang tenang, cuaca yang hangat, pantai yang bersih plus suasana yang sepi saat itu, begitu sempurna untuk melepas perlahan berbagai penat yang melanda.

“Mau coba pakai beanbag Tom?” Lila menawari saya di bawah sebuah pohon kelapa.

“Boleh,” tanpa basa-basi saya mencobanya. Tak butuh waktu lama memosisikan badan yang pas. Dengan panorama dan suasana pantai juga lautan yang menenangkan, saya akhirnya memejamkan mata sesaat di bawah rindang pepohonan. Semua berlalu begitu singkat, tetapi mampu membuat beban di pikiran terangkat. Kala kelopak mata kembali membuka, sensasi kesegaran kali ini benar-benar saya rasa.

Dari kejauhan, beberapa orang mulai sibuk menggelar tikar. Tak enak hati seolah berpangku tangan, saya memutuskan mendekat. Begitu mengagumkannya, ketika melihat semua hidangan sudah tersaji di atas tikar. Meski begitu, tampak tak ada yang mulai makan, selain ngemil sambil menghabiskan waktu bermalas-malasan.

Aroma bakar-bakar yang menguar tak jauh dari tempat berkumpul tersebut, spontan memberi tahu apa yang harus saya lakukan.

“Sini kubantu memanggang ikan,” ungkap saya seraya meraih kipas dari anyaman bambu dan mendekat ke arah pemanggangan.

Ikan demi ikan segar yang kami beli dari nelayan selesai kami panggang. Alih-alih makan lebih dulu, satu sama lain malah saling tunggu. Sontak saja, kala semua hidangan sudah siap, kami langsung makan bersama layaknya keluarga.

Kenyang makan siang, tiba-tiba angin laut berhembus kencang. Kesempatan berenang di Pantai Ngudel pun terpaksa dibatalkan demi keselamatan. Namun, besarnya semangat, membuat mereka berpikir cepat demi menemukan pantai terdekat yang aman untuk bermain air.

Lagi-lagi saya salut dengan cara mereka berdiplomasi dan memutuskan destinasi tanpa perlu debat tak mutu maupun adu argumentasi. Bukan pula pasrah mengikuti, tetapi saling menguatkan hingga berbuah satu keputusan bersama yang pasti. Dengan senang hati kami akhirnya sepakat berpindah ke Pantai Ungapan.

Syukur harapan kami terkabul. Berkebalikan dengan Pantai Ngudel, suasana di Pantai Ungapan terhitung tenang. Hanya kejernihan lautnya tak semenarik Ngudel. Namun, karena sudah di sana, kami tak menyia-nyiakannya. Sebagian memilih langsung menceburkan diri dan basah-basahan, sebagian lagi ikut jelajah Hutan Mangrove menggunakan perahu. Saya ambil pilihan kedua.

Sampai sore kami menghabiskan waktu liburan dengan penuh keseruan. Sungguh tiada guna jikalau saya sampai khawatir acara swadaya dengan orang sekantor ini membosankan. Apalagi kami beda divisi semua. Namun, berkat rasa pengertian dan saling percaya, ego yang biasa bergejolak kala berwisata bersama menjadi pupus.

Itulah kenapa kelana sederhana ini terasa istimewa. Bahkan, jauh lebih menyenangkan dibandingkan outing kantor yang gitu-gitu saja. Haha!

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

23 tanggapan untuk “Bukan Outing yang Gitu-Gitu Aja”

    1. Oalah kupikir sudah pernah, Balekambang juga belum berarti? Pantai di Malang mayan jauh memang jaraknya dari kota, apalagi transportasi umum menuju sana juga belum memadai sepenuhnya, wajar jika kurang menarik minat wisatawan. Padahal aslinya cukup bersih dan bagus kok.

      Disukai oleh 1 orang

  1. tadi aku mikir ini semacam acara kantor yg formal gitu, soalnya kalo di tempatku ada juga namanya outing, tapi acaranya kegiatan semacam permainan kekompakan yg diadain di luar ruangan gitu, terus ditutup dengan renungan dan makan2 😀

    Disukai oleh 1 orang

    1. Nah biasanya outing kantor ini begitu, tapi karena ini inisiatif sendiri dan gak ada kaitannya dengan agenda kantor, jadinya kita berangkat tanpa beban, walau lebih sederhana dan dekat-dekat saja, tapi akhirnya terasa lebih istimewa.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Gak ada yang ikutan, haha, kayaknya kurang menarik buat mereka, lagian ini gak semua anak kantor ikutan, cuma yang biasa nongkrong aja di beranda aja, anak-anak gaul kantor, wkwkw

        Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.