Suroboyo Bus Bayarnya Pakai Sampah Plastik, Beneran?


Suroboyo Bus Bayar Pakai Sampah Plastik © Iwan Tantomi
Suroboyo Bus Bayar Pakai Sampah Plastik © Iwan Tantomi

Lima menit berlalu, tepat seperti orang-orang sampaikan, bus sepanjang 12 meter dengan billboard bertuliskan ‘Green Line’ akhirnya datang merapat. Sama seperti yang lainnya, saya perlu bergegas untuk masuk, jika tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Lima hari di Kuala Lumpur, membuat saya terbiasa menaiki GoKL City Bus.

Bus yang bisa dinaiki secara cuma-cuma tersebut dapat dimanfaatkan siapa saja, termasuk warga asing. GoKL City Bus sendiri melayani empat rute berbeda yang satu sama lain saling terintegrasi. Keempat rute tersebut dipetakan dengan garis berbeda, yaitu biru, ungu, hijau dan merah. Dari keempatnya hanya red line yang tidak lewat di Bukit Bintang.

Bus dengan billboard ‘Green Line’ sudah lama saya nanti, karena saya perlu ke Grand Hyatt Hotel dari Bukit Bintang. Pertemuan saya hari itu digelar di hotel bintang 5 tersebut. Sepanjang perjalanan, trotoar dipenuhi para pekerja yang juga tampak bergegas memasuki gedung-gedung perkantoran nan menjulang.

Kuala Lumpur nyaris tak ada bedanya dengan Jakarta. Sama-sama menjadi pusat perekonomian negara dengan mobilitas tinggi. Juga sama-sama macetnya di beberapa titik jalan. Pembangunannya begitu masif menumbuhkan gedung-gedung jangkung, hingga Menara Kembar Petronas kelihatan puncaknya saja.

Akan tetapi, bukan pencakar langit yang sedang saya bayangkan saat itu, melainkan bus yang sedang saya naiki. Dalam benak timbul pertanyaan, “Kapan fasilitas bus layak dan gratis seperti ini bisa dinikmati di Tanah Air?”

Empat bulan berlalu, Surabaya menjadi salah satu tempat mudik saya saat lebaran tiba. Seluruh kerabat dan saudara selalu berkumpul di rumah eyang. Lewat momen itu pula, saya mendapatkan informasi dari paman jika kini di Surabaya ada bus gratis bernama Suroboyo Bus. Tentu saja saya langsung penasaran dan antusias untuk mencoba, terlebih saat tahu bayarnya menggunakan sampah plastik.

Cara Naik dan Rute Suroboyo Bus

Bagian dalam Suroboyo Bus
Bagian dalam Suroboyo Bus © Iwan Tantomi

Keesokan harinya, saya tertarik langsung mencoba Suroboyo Bus. Transportasi massal tersebut ternyata tidak berhenti di sembarang tempat. Surabayo Bus hanya akan berhenti di titik-titik pemberhentian pada rute yang tersedia. Itu artinya, jika ingin naik Suroboyo Bus, kita perlu berjalan di halte terdekat. Persis seperti GoKL City Bus.

Untuk sementara, rute Suroboyo Bus ini ada dua.

Pertama, Rute Rajawali – Purabaya

Halte Rajawali – Halte Jembatan Merah – Halte Veteran – Halte Tugu Pahlawan – Halte Alun Alun Contong – Halte Siola – Halte Tunjungan – Halte Simpang Dukuh – Halte Gubernur Suryo – Halte Pangsud – Halte Sono Kembang – Halte Urip Sumoharjo – Halte Pandigiling – Halte Mojopahit – Halte Darmo – Halte Marmoyo – Halte Joyoboyo – Halte RSAL – Halte Margorejo – Halte UIN – Halte Siwalankerto – Halte Kerto Menanggal – Terminal Purabaya.

Kedua, Rute Purabaya – Rajawali

Halte Purabaya – Halte Dukuh Menanggal – Halte Siwalankerto – Halte Taman Pelagi – Halte RS Bhayangkara – Halte UBHARA – Halte PUSVETMA – Halte Wonokromo – Halte Joyoboyo – Halte Museum BI – Hale Rumah Sakit Darmo – Halte Pandegiling – Halte Basra – Halte Kaliasin – Halte Embong Malang – Halte Blauran – Halte Pringadi – Halte Pasar Turi – Halte Masjid Kemayoran – Halte Indrapura – Halte Rajawali.

Dengan berbekal sebotol plastik air mineral saya naik Suroboyo Bus dari Halte Embong Malang, yang relatif dekat dengan rumah eyang. Saya senang, karena cukup banyak penumpang yang menunggu Suroboyo Bus datang. Ketika Suroboyo Bus tiba, penumpang pun masuk secara tertib. Perasaan saya pun kian takjub, saat tahu ternyata bukan hanya eksterior bus yang sama dengan GoKL City Bus, melainkan juga interiornya.

Lebih dari itu, saya berani mengakui jika Suroboyo Bus ini memenuhi standar rapid bus internasional, lantaran tempat duduk penumpang prioritas, seperti lansia, perempuan hamil, juga penyandang disabilitas ditempatkan terpisah secara layak. Sementara penumpang reguler, dalam artian sehat jasmani dan rohani, bisa duduk di belakang yang posisinya lebih tinggi. Total ada 67 tempat duduk, juga pegangan untuk penumpang berdiri.

Menariknya lagi pintu Suroboyo Bus benar-benar sejajar trotoar, sehingga amat ramah bagi penyandang disabilitas. Suroboyo Bus juga dilengkapi 12 kamera CCTV di bagian dalam, serta 3 kemera CCTV di bagian luar. Kerennya lagi, pintu Suroboyo Bus dilengkapi sensor yang akan terbuka otomatis saat ada penumpang yang hendak turun. Persis seperti GoKL City Bus. Pantas, jika paman menyebut Suroboyo Bus ini canggih.

Cara Menukar Tiket Sampah Plastik dengan Tiket Suroboyo Bus

p_20180621_113739-51823248.jpg

Apabila penumpang GoKL City Bus bisa naik-turun secara bebas, maka beda dengan Suroboyo Bus. Setelah mendapatkan tempat duduk, petugas Suroboyo Bus mendatangi saya, juga penumpang baru lainnya. Sesuai arahan petugas, saya bisa menukar 5 botol bekas air mineral ukuran tanggung, 3 botol ukuran besar, atau 10 gelas air mineral, kantung plastik maupun sampah plastik lainnya. Sebagai ganti, petugas Suroboyo Bus akan memberikan tiket. Menariknya, tiket tersebut berlaku hingga dua jam sejak turun dari Suroboyo Bus. Jadi, jika ingin naik Suroboyo Bus lagi, tinggal menunjukkan tiket tersebut. Sebaliknya, jika tiketnya sudah out of time, tinggal menukar sampah plastik kembali. Mudah, kan?

Sampah plastik tersebut nantinya akan disetorkan ke bank sampah untuk didaur ulang. Cara yang cukup jitu dan menarik untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli dengan sampah plastik, sekaligus menjaga kebersihan kota. Dengan bus yang nyaman, saya memilih berkeliling kota menggunakan Suroboyo Bus, menjelajahi semua rute sampai kembali ke halte semula dengan durasi 2 jam. Adapun Suroboyo Bus ini beroperasi dari jam 06.00 WIB sampai 22.00 WIB.

Harapan saya, masyarakat Surabaya bisa lebih beralih menggunakan transportasi massal ini, karena lebih aman dan nyaman. Terlebih Suroboyo Bus dimonitor khusus agar bisa lewat saat lampu lalu lintas berwarna hijau. Pendek kata, Suroboyo Bus ini tak perlu berhenti karena menunggu lampu merah. Tinggal ke depan ditambah lagi rutenya, agar ramah pula bagi wisatawan asing layaknya GoKL City Bus di Malaysia.

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

24 tanggapan untuk “Suroboyo Bus Bayarnya Pakai Sampah Plastik, Beneran?”

    1. Harusnya begitu, dan harusnya kemarin aku bisa kasih masukan begitu… cuma lagi gak kepikirian kemarin. Tapi ada petugas yang mengambil tiap habis satu rute atau halte tertentu, jadi gak sampai makan tempat. Oya, tempat botolnya sendiri sudah disediakan, jadi gak sampai ganggu pandangan gitu. 🙂

      Suka

      1. Banyak. Dari kebun binatang surabaya, tugu pahlawan, pusat perbelanjaan seperti tunjungan plaza, kota tua, sampai pusat² kuliner lokal nan legendaris, seingatku semua adalah jalur wisata. Pas naik kemarin juga ada turis bule yang mengaku terbantu dengan Suroboyo Bus, karena rutenya sesuai dengan peta destinasi wisata Surabaya yang mereka pegang dari Lonely Planet. 🙂

        Nah, ini pula yang kumanfaatin buat jalan² gratis kemarin, bisa baca di sini ceritanya. 🙂

        Liburan Bareng Sepupu

        Suka

      2. Haha, iya, belum sempat mindahin foto dari kamera. Jadi bikin tulisan via WordPress App yang ada di hape terus upload foto seadanya yang juga ada di hape. Nanti, kutambahin foto²nya kalau udah mindahin foto ke laptop. 😀

        Disukai oleh 1 orang

  1. Kukira ini semacam bus wisata. Ternyata bisa buat PP harian ya?
    Sebenernya, bus yg cocok buat angkutan perkotaan adalah lower deck seperti ini. Ga bikin susah naiknya. Pun ga perlu bikin halte yang tinggi2, kayak bus trans-trans di beberapa daerah yg terinspirasi dari tranajakarta.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Iya ini bukan bus wisata doang kok, tapi merangkap kendaraan umum dalam kota. Lower deck-nya memang membantu banget buat teman² disabilitas. Jadi, cobain deh, pas main ke Surabaya, hitung² bisa hemat transportasi. 🙂

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.