
Tak perlu diragukan jika pesona alam Desa Wisata Poncokusumo begitu mengagumkan. Begitu juga dengan agroindustri apel, jeruk hingga bunga krisannya yang terbukti mampu menggerakkan roda perekonomian desa. Desa ini ternyata menyimpan satu lagi potensi yang diungkap saat saya berkunjung ke sana.
Mulanya hanya sekadar ajakan Choirul Anam atau Pak Mbah ke rumahnya. Terpampang sebuahย bannerย sederhana, bertuliskan “Kripik” di depan rumahnya. Namun, yang unik bukan apel, yang notabene komoditi buah utama di Desa Wisata Poncokusumo sebagai bahan bakunya, melainkan talas, singkong dan pisang.
Bahan baku terakhir itulah yang ingin ditunjukkan oleh Pak Mbah dalam bentuk kripik yang tak biasa. “Kami punya produk andalan mas,” ungkap Pak Mbah, “Keripik pisang cokelat namanya.”
Sesampainya di dapur, ia pun memberikanย tasterย keripik pisang cokelatnya. Dan, enak! Keripiknya tak begitu keras pun lunak. Rasa pisang cokelatnya juga terasa. Legit malah. “Enak sekali ini, Pak,” puji saya. Siapa sangka dari pujian itu, Pak Mbah malah mengungkap rahasia dapur di balik kelezatan keripik pisang cokelat tersebut.
Penasaran bagaimana rahasianya? Begini tahapan prosesnya.
Diawali dari Pengupasan dan Perendaman

Sebelum direndam, keripik pisang dikupas. Pisang yang dipilih berjenis pisang raja yang masih muda. Pisang-pisang tersebut dikupas dan direndam dalam bak berisi air. โTujuan perendaman ini, untuk menghilangkan getah,โ jelas Pak Mbah.
Berlanjut ke Pengirisan
Pisang yang sudah direndam selanjutnya diiris menggunakan perajang atau pasrahan. โNah, pasrahan yang digunakan untuk mengiris pisang di sini manual dengan dua gigi (punya dua mata pisau), agar hasil irisannya lebih optimal,โ sambung Pak Mbah, โSemua alat perajang itu kami bikin sendiri. Bahkan, jari saya pernah terluka karenanya.โ
Saya amati sekilas, bilah pisaunya memang tajam. Butuh pembiasaan jika ingin terampil menggunakannya. Namun, ibu-ibu yang bekerja di sini terlihat begitu mahir melakukannya. Menurut Pak Mbah, mereka mayoritas ibu rumah tangga yang dilibatkan jasanya oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Poncokusumo. Dampaknya, tak hanya memberikan pemasukan tambahan bagi setiap keluarga, tetapi juga mampu menggerakkan perekonomian desa.
Kembali Direndam, Dicuci Sampai Bersih

Usai dirajang, irisan pisang kembali direndam dan dicuci sampai bersih. Menurut Pak Mbah, proses pembersihan ini bisa beberapa kali, sampai getah pada buah pisang benar-benar hilang. โKalau getahnya belum bersih, biasanya irisan pisangnya tidak bisa pisah satu-satu, jadi kurang enak kalau dijadikan keripik pisang,โ pungkas Pak Mbah. Setelah dicuci bersih, irisan pisang kemudian ditiriskan.
Proses Pemberian Rasa
Irisan pisang yang sudah tiris, kemudian mulai diberikan perisa cokelat. Sebagai informasi, rasa cokelat paling banyak difavoritkan pembeli. Itulah sebabnya dijadikan komoditi andalan Desa Wisata Poncokusumo. Pak Mbah kemudian memberitahukan formula pembuatan larutan cokelat. Setiap 55ml perisa cokelat dilarutkan dalam satu liter air. Irisan pisang lalu direndam di dalamnya selama minimal 4 jam hingga semalam.
Berlanjut ke Penggorengan dan Pengemasan

โSetelah perendaman, baru kemudian digoreng,โ sambung Pak Mbah. Saat saya pikir proses sudah berakhir, Pak Mbah ternyata kembali meracik cokelat cair. โItu untuk apa lagi, Pak?โ tanya saya. Rupanya setelah digoreng, keripik pisang direndam kembali dalam larutan cokelat yang sudah ditambahkan 1kg gula pasir dan serbuk cokelat lagi. Fungsi โpencokelatanโ lagi ini memastikan keripik pisang benar-benar terlumuri cokelat secara sempurna.
Setelah pencokelatan terakhir, keripik pisang cokelat dikeringkan di atas kertas merang. Umumnya, keripik bisa kering selama 15 menit. Namun, untuk mempercepat pendinginan, tak jarang Pak Mbah memanfaatkan alat pengering tambahan. Baru setelahnya, dikemas untuk dipasarkan. Pak Mbah menggunakan merek “Q-Jho” yang ternyata akronim dari kedua anaknya.

Selain keripik pisang cokelat, ada pula keripik pisang original. Keduanya punya proses pembuatan yang sama. Hanya berbeda di pemberian rasa. Per bungkusnya keripik pisang cokelat ini dapat dibeli dengan harga Rp10 ribu. Selain di Desa Wisata Poncokusumo, keripik pisang cokelat “Q-Jho” ini bisa dibeli pula di toko oleh-oleh yang ada di kota Malang.
Demikianlah rahasia dapur di balik lezatnya keripik pisang cokelat ala Desa Wisata Poncokusumo. Tak ada yang tampak spesial, tetapi dengan tangan berbeda bisa saja kelezatan rasanya ikut berbeda. Namun, terlepas dari itu semua, langkah Pak Mbah ini patutlah diapresiasi. Sebab, bisa menjadi inovasi penunjang keberlangsungan sebuah desa wisata. Maka dari itu, agar bisa merasakan langsung kelezatan keripik pisang cokelat ini, jangan lupa mampir ke rumah Pak Mbah, saat berkunjung ke Desa Wisata Poncokusumo.
Narahubung: Choirul Anam alias Pak Mbah HP: 081233149282
Saat nyicip yang rasa coklat tuh serasa makan jetZ… Sukaaa…..ahhahaa
SukaDisukai oleh 1 orang
Terus daku inget, gak ada yang beli sebiji pun, padahal 10K aja. Tapi, ya kok habisin testernya. ๐
SukaSuka
Kita mah apa, ke kebun apel sama jeruk aja tetep makan di tempat, gak ikutan beli…wkwkwkw. Untung pas di bunga krisan gak jadi tester tuh…hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Duh, bayangin ini, terus jadi kuda lumping ikut nari klono.
SukaSuka
jadi sebenarnya pak atau mbah sih?
SukaDisukai oleh 1 orang
Masih bapakยฒ sih. Lah itu fotonya bukan mbahยฒ. ๐
SukaSuka
lagian manggilnya pak mbah ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Itu orangnya yang minta sendiri. ๐
Semua bermula di sini: https://iwantantomi.com/2017/06/03/desa-wisata-poncokusumo-bukan-sekadar-pintasan-menuju-bromo/
SukaSuka
Betul, nampak pembuatan kripik pisangnya tidak ada yang istimewa, prosesnya seprti yang sering mama saya buat di rumah. Tapi beda tangan beda rasa ya.. Heheh, penasaran dengan rasanya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, boleh kapan-kapan kirim-kiriman keripik pisang. Penasaran bagaimana rasanya keripik pisang buatan orang Makassar. ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Bisa dicobaa..
SukaDisukai oleh 1 orang
Siap!
SukaSuka
pisang raja kalau di banjarnegara nyebutnya pisang raja nangka (kalau ga salah) memang seringnya dijadiin bahan baku pembuatan kripik pisang atau sriping
SukaDisukai oleh 1 orang
Sriping itu apa, kak?
SukaSuka
sriping=kripik pisang (bahasa lokal banjarnegara)
SukaDisukai oleh 1 orang
Menarik. Aku jadi ingat keripik pisang khas Lampung yang juga ada rasa cokelat dan kopi. Cokelat dipadu pisang memang enaaakkk.
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, keripik pisang rasa kopi ya? Nikmat sepertinya. Seringnya makan pisang goreng sambil seruput kopi tubruk. ๐
SukaSuka
Nah kuwi juga nikmat, masbro. Hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Owalah, suka ngopi zadul sambil makan pisang goreng juga ternyata, kukira demennya kopi hits doang. ๐๐
SukaSuka
Demen dong kopi daerah. Apalagi Kopi Lasem, wiiihhh
SukaDisukai oleh 1 orang
Tjakep!
SukaSuka
Mau dong kripik pisangnya mas tom. Aku suka banget hehehe. Gak di kasih rasa apapun juga udjmh enak
SukaDisukai oleh 1 orang
Sini-sini main ke Malang. Eh, tapi yang punya produk keripik pisang enak kayaknya di Poncokusumo doang kalau di Malang. ๐
SukaSuka
Kayaknya pas di sini ada yang makan buanyak banget hhahahahha. Aku suka talasnya ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, yang makan banyak, malah gak beli. ๐
SukaSuka
Lampung dapat banget image kripik pisang, tapi di desa wisata poncokusumo ini aku suka liat packaging jualannya yang bagus dan menarik.
SukaDisukai oleh 1 orang
Hee iya, cuma pemasarannya yang butuh diperluas, biar lebih banyak orang yang bisa merasakannya.
SukaSuka
Betul, kendala umkm begitu makanya ada program pemerintah 1000 domain buat pasarin. Entah efektif ga ya
SukaDisukai oleh 1 orang
Pernah dengar itu, daku juga pernah dapat. Cuma setahun aja ternyata. Jadi, kurang efektif, terlebih bagi pelaku UMKM yang kurang melek IT.
SukaSuka