Maskot kota Malang baru saja diluncurkan. Dengan kompetisi desain yang disayembarakan jauh-jauh hari, membuat rupa maskot kota Malang kali ini benar-benar tak hanya berwujud mitologi. Ya, seperti kalian tahu, Malang Raya identik dengan singa. Meski sejatinya singa bukan fauna endemik kota terbesar kedua di Jawa Timur ini, tetapi kehadiran singa begitu nyata dalam setiap lini histori.
Dari arca singa di Candi Kidal era kerajaan Singosari, hingga lambang kota Malang di era kolonial yang mirip logo Chelsea FC. Sampai logo klub sepakbola Arema, hingga berdiri Monumen Tiga Patung Singa Raksasa di depan Stasiun Kota Malang. Semua tak lepas dari rupa singa.
Ironisnya, kehadiran singa yang begitu diidentikkan dengan Malang selama ini ternyata tak lebih dari kumpulan persepsi. Demi meresmikannya, Pemerintah Kota Malang akhirnya berpikir keras. Bagaimana menghadirkan sosok singa sebagai maskot dan ikon kebanggaan kota Malang. Sekaligus duta wisata layaknya Yuru-Chara di negara Jepang.
16 Desember 2016
Tanpa rencana matang sebelumnya, saya langsung saja tertarik datang pada acara peresmian maskot kota Malang di balaikota. Hujan deras yang mengguyur malam 16 Desember 2016 sempat membuat saya dan rakyat lainnya terkatung-katung di sana. Jelas, apalagi kalau bukan menunggu hadir sang penghuni utamanya, walikota.
Namun, kepastian acara tepat berlangsung tak berselang lama, sesaat sebelum masyarakat jelata yang diberi duduk paling belakang hendak beranjak kembali ke rumah. Abah Anton datang, sang walikota yang dielu-elukan rakyatnya. Memberikan sambutan, tetapi lupa mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang hadir, selain SKPD dan undangan istimewa lainnya.
Entah kenapa pikiran saya begitu detail menangkapnya. Padahal, kami tak punya dendam apa-apa. Namun, bagaimanapun kondisinya, saya menjadi salah satu saksi peresmian maskot kota Malang. Tanggal 16 Desember 2016 pun terpatri resmi di blog ini.
Osi dan Ji Namanya
Inilah yang dinanti-nanti. Rupa maskot kota Malang yang sejatinya menjadi inti berlangsungnya acara peresmian ini. Ada Osi. Adapula Ji. Dua nama yang begitu serasi, pun sarat filosofi. Mereka dipilih karena dianggap mampu merepresentasikan Malang untuk diwakili.
Guna mendapatkan informasi, saya sempatkan bertanya ke penciptanya, sekaligus pemenang sayembara desain maskot kota Malang ini. Papang Jakfar, demikian dia mengenalkan namanya. Alumni Desain Komunkasi Visual UM 2014 ini menuturkan bila Osi merupakan singa. Karakter yang begitu membudaya di bumi Arema.
Sementara, Ji merupakan burung manyar. Fauna resmi endemik Malang. Bukan sekadar persepsi, melainkan sesuai SK Gubernur nomor 5222/166674/032/1996. Burung bernama latin Ploceus manyar ini juga mudah dijumpai. Termasuk di Pasar Burung Splendid Malang yang bisa kalian hampiri. Terpilihnya singa dan burung manyar bukan secara instan. Pemilik akun instagram @papangkingdom ini perlu riset berulang kali. Hebatnya dia menuntaskan desain Osi dan Ji tak lebih dari lima hari.
Lebih lanjut, Jakfar menjelaskan istilah ‘osi’ diambil dari bahasa Walikan, bahasa khas Malang, yaitu ‘iso’. Sedangkan, kata ‘iso’ diambil dari bahasa Jawa yang artinya ‘bisa’. Sebaliknya, ‘ji’ berasal dari kata ‘siji’. Dalam bahasa Jawa ‘siji’ bermakna ‘satu’.
Secara keseluruhan Osi dan Ji memproyeksikan makna jika kota Malang bisa bersaing dengan kota lain di Indonesia dan dunia. Kota Malang juga selalu satu jiwa, sebagaimana jargon Arema: Salam Satu Jiwa, dalam hal menjaga kesatuan dan persatuan di daerahnya. Di mana memang sampai saat ini, keberagaman memang terbukti bisa saling melengkapi di kota ini.
Pertimbangan Dewan Juri
Ditasbihkannya Osi dan Ji, bukan mulus tanpa debat sengit para juri. Dari kesepuluh desain final yang dipamerkan, Osi dan Ji memang yang paling detail filosofinya. Rambut daun Osi dengan beberapa bagian tubuh yang juga berwarna hijau menyimbolkan keasrian kota Malang. Daerah yang terapit pegunungan, serta memiliki kesejukan yang tak lagi diragukan.
Osi juga menggunakan dasi. Perlambang Malang sebagai kota pendidikan. Hal yang lumrah dikenal, lantaran sekitar 36 perguruan tinggi tegak berdiri. Tak sedikit yang jadi idola. Fakta yang tak terbantahkan, mengingat kian lama Malang kian disesaki mahasiswa. Macet adalah salah satu imbasnya.
Di lain pihak, Osi tidak dinilai sendiri. Ji yang setia mendampingi juga dikupas habis oleh para juri. Warna kuning Ji persimbol kehangatan masyarakat Malang. Ji juga senang bersarang di kepala Osi, yang tak lain perlambang pepohonan hijau. Konektivitas keduanya ternyata juga dinilai punya makna. Kemurahan hati Osi yang menerima Ji, menyiratkan bila warga Malang selalu ramah dengan pendatang. Penimba pendidikan maupun pengaku wisatawan.
Bukan sekadar desain dan seni, ada hal lain pula yang dipertimbangkan juri. Osi dan Ji dinilai mudah diproduksi. Dari ekspresi wajah, hingga gerakan khusus Osi dan Ji yang dipelajari lewat studi. Keduanya bisa dijadikan duta di beragam lini. Jangan heran jika kamu ke Malang suatu hari nanti akan berjumpa Osi jadi duta keamanan berkendara, duta rajin baca, duta aktif berolahraga, hingga boneka lucu yang bisa kamu bawa pulang pastinya.
Menyambut terpilihnya Osi dan Ji sebagai maskot kota Malang yang resmi, Pemerintah Kota Malang lantas tak ketinggalan mengumbar visi. Membuat versi Osi di setiap daerah dalam wujud rambut berbeda. Sesuai potensi yang ada. Osi di kampung warna-warni Jodipan misalnya. Osi akan didandani dengan rambut warna-warni sebagaimana wajah kampung yang mendadak tenar belakangan ini. Begitu juga dengan Osi-Osi lain di berbagai lokasi. Tak sebatas boneka seni, melainkan juga akan diproduksi sebagai simbol representasi. Semoga bukan sebatas janji.
Namun, jika hal tersebut benar terealisasi, beruntunglah kota Malang. Menjadi kota pertama di Indonesia yang punya maskot resmi. Maskot wisata yang tidak kalah lucu dengan maskot kompetisi olahraga bergengsi. Osi dan Ji yang bisa kalian bawa pulang. Kalian kenalkan pada dunia, “Inilah sosok resmi maskot kota Malang, Osi dan juga Ji.”
bagus ya.. seandainya setiap kota di indonesia punya maskot pastinya lebih menarik.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, kayak di Jepang. ๐
SukaSuka
Mas, itu desain sampean??
keren!!!
SukaDisukai oleh 1 orang
Bukan.
SukaSuka
keren desainnya, gak ada satwa yg mampu menggambarkan malang kecuali singa, sebutan tim bolanya ongis nade kan ๐ daerahku juga punya logo, tapi ya sekedar logo 2D, bukan figur kaya punya malang ..
SukaDisukai oleh 1 orang
Ongis nade aka Singo Edan, ๐
Daerah yang mana mas? Jambi? Ambarawa?
SukaDisukai oleh 1 orang
di bangko, logonya fosil tumbuhan Araucarioxylon sama burung Kuau ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Pohon Arau yg bs tumbuh ratusan meter itu ada di Bangko juga? Wah, nggak perlu ke Arizona dong kalau mau melihatnya.
Kuau Raja yang hampir punah ๐ฃ
SukaDisukai oleh 1 orang
iyah, burung kuau udah langka banget, tp masih bisa dilihat di kebun binatang jambi sih.. pohon arau maksudnya Ficus retusa yah?
http://priedn.blogspot.co.id/2013/01/perjalanan-meniliki-peninggalan-hidup.html
kalo ini yang kamu maksud, masih ada 1 di kerinci, di kompleks ptpn kayu aro, pohon asam aro terakhir di bangko udah ditebang buat renovasi toilet terminal ๐ฆ yang Araucarioxylon adanya di situs geopark merangin, di tepi sungai batang merangin
SukaDisukai oleh 1 orang
pohon asam aro terakhir di bangko udah ditebang buat renovasi toilet terminal –> yaaa alasannya kok nggak lestari banget ๐ฅ
Hah, ada satu? di Kerinci pula? Semoga nggak ditebang buat toilet juga, ya. ๐ฎ
Ngomongin Geopark Merangin daku jadi ingin arung jeram di sana.
SukaDisukai oleh 1 orang
Insyaalloh yg di Kerinci dirawat baik sama ptpn, malah dibikin semacam tugu/monumen pula.. aku belum pernah lihat pohon asam aro (kayu aro namanya kalo di kerinci), soalnya katanya masuk ke dalamnya lumayan jauh…
hayuk tom maen arung jeram, tp jangan sekarang yah… musim hujan air sungai naik ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Yok mas nang Jambi, aku pengin obok-obok lebih dalam, biar nggak di kotanya saja seperti lima tahun silam.
Daki ke Kerinci yok. *semangat 45
SukaDisukai oleh 1 orang
loh, kamu pernah ke jambi?kemananya aja.. wisata alam kebanyakan di jambi barat sih, daerah pegunungannya hehehe..
yook..
SukaDisukai oleh 1 orang
2011 sempat penelitian mikroba di Danau Kaco, TNKS. Mampir sejenak ke Kota Jambi, ya, mentok di Jembatan Pedestrian sama Menara Gentala Arasy itu. Malah Candi Muaro Jambi belum pernah melihat langsung. ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
wow wow wow … kerennya, aku baru sempat menginjakkan kaki di danau kaco tahun 2013, itu juga karena aku mau pindah tugas dari kerinci ke bangko… jadi sebelum pindah ke bangko aku sewa guide buat tracking ke danau kaco ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Kangen Malang pokok e
SukaDisukai oleh 1 orang
Pokok e joget.
SukaSuka
Pengen ke sana lagi mas
SukaDisukai oleh 1 orang
Mas Pernah penelitian sampai ke Jambi. Eh baru tahu sayo
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, sama WWF kerjasama IKAHIMBI. Pas liburan semester gak salah. 2011 kamu kan masih maba.
SukaSuka
Hahaha, wajar sih kan ya masih belum tahu banyak hal ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
sekilas mirip maskot piala dunia/olimpiade di afsel/brasil, sekilas loh ya. tapi aku sangat mengapresiasi untuk kota2 yang sudah berpikir beberapa step ke depan dengan cara membranding kotanya dengan maskot yang mudah diingat, penuh warna serta ceria. saya pun menunggu, Banjarnegara punya maskot kota resminya, kalau logo/branding wisatanya sih sudah ada dan diluncurkan akhir tahun ini.
SukaDisukai oleh 1 orang
Jangan lupa diulas di blog ya mas Hend kalau sudah ada maskotnya, biar nanti bisa kuajak fotoยฒ pas main ke Banjarnegara.
SukaDisukai oleh 1 orang
Maskotnya kayak merek otomotif nganuuuu ya ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Oya? *mikir
SukaSuka
Iya, kayak maskot Ferari hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Sip
SukaSuka