Markobar, rasanya masih kemarin malam saya menikmati potongan terakhir martabak manis ini di Surabaya. Namun, kedai martabak manis milik anak sulung Presiden Jokowi ini, kini sudah hadir saja di Kota Malang. Dengan rasa yang nggak jauh beda. Garing di pinggiran, begitu lembut di bagian tengahnya.
Namun nggak seperti di kota-kota lainnya, kehadiran Markobar Malang justru sayup terdengar. Bukan tanpa alasan, Markobar Malang memang belum melakukan grand opening.Β Itu juga yang membuat mereka belum terekspos media secara penuh.
Lalu, bagaimana saya bisa tahu bila Markobar buka cabang di Malang?
Semuanya bermula dari ketidaksengajaan saat saya berinteraksi dengan beberapa teman di Twitter. Kebetulan ada yang mention Kaesang, anak bungsu Presiden Jokowi yang isinya begini.
Saya lantas menanggapi begini.
Ternyata, pembicaraan tersebut benar-benar membuat saya penasaran. Saya coba googling nggak ada informasi yang mendukung. Akhirnya saya coba searching di Twitter, ketemulah tweet begini.
Betapa gelinya ketika mengetahui lokasi Markobar Malang ternyata hampir setiap hari saya lalui. Ironisnya, saya justru tahu Markobar buka cabang di Malang dari Twitter. Akhirnya, untuk mengobati rasa penasaran, saya langsung menuju TKP untuk membuktikan kebenarannya.
Benar saja, nama Markobar terpampang besar di kafe Monopoli jalan Soekarno-Hatta No 28 Malang. Sama seperti kedai Markobar di kota-kota besar, jam buka Markobar Malang mulai jam 5 sore sampai jam 11 malam.
Kamu bisa mampir ke sini saat berlibur ke Kota Malang. Atau buat kamu yang kuliah atau tinggal di Kota Malang, bisa langsung pesan saat kongko di kafe Monopoli Soehat. Adapun menu yang ditawarkan nggak ada yang berbeda dengan Markobar yang pernah saya coba saat di Jakarta, Semarang maupun Surabaya.
Ada Markobar 4 rasa dan juga yang banyak difavoritkan, yaitu Markobar 8 rasa. Kamu bisa menikmati semua topping di Markobar 8 rasa, kecuali ovomaltine dan kitkat greentea. Kedua topping tersebut hanya bisa kamu nikmati bila kamu membeli Markobar Premium, baik yang 8 rasa maupun 4 rasa. Jika kamu ingin rikues rasa sesuai selera, saya sarankan ambil yang 4 rasa. Dengan begitu kamu bisa lebih puas menyantapnya.
Selain rasa yang nggak jauh beda dengan Markobar di kota-kota lainnya, perihal harga juga juga nggak jauh beda, yaitu dari Rp30 ribu sampai Rp110 ribu per loyang. Setelah melihat-lihat menu, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada Markobar 8 rasa. Alasannya karena ingin mengobati kangen rasa Markobar terakhir yang masih teringat di kepala.
Kebetulan malam itu sedang nggak banyak pengunjung. Jadi saya bisa sedikit mengobrol bersama personelnya. Pertama dari kasirnya dulu. Kenalkan, namanya Rofi. Doi asli wong Solo. Diutus Markobar untuk mengekspansi Malang.
Kabar baik dari Rofi, Markobar Malang akan menggelar grand opening di bulan Desember ini. Namun, untuk tanggalnya memang masih dirahasiakan. Rofi hanya bilang, “Terus saja pantau sosial media kami untuk kejutannya.”
Tahu bawa kamera, Rofi lantas menyilakan saya untuk langsung masuk ke dapur Markobar Malang. Di dalam kontainer yang sudah dimodifikasi ini, saya berjumpa dengan Akid. Doilah pimpinan kedai Markobar Malang.
Orangnya santai banget. Bahkan, saat saya tanya ini-itu, Akid nggak tampak terganggu. Doi malah lapang hati banget menjawab satu demi satu kekepoan saya. Yang saya salut, lelaki asli Wonogiri ini turun tangan langsung untuk memastikan kualitas martabak manis Markobar.
Dari informasi yang saya dapatkan, rupanya Markobar ini sudah ada sejak tahun 1996. Yang bikin saya terkejut, ternyata Gibran Rakabuming bukan pendiri Markobar. Pencetus pertama Markobar justru Arif dengan kedai pertamanya di Kota Barat Solo.
Baru pada tahun 2015, Markobar diakuisisi penuh oleh Gibran. Sejak saat itulah nama Markobar mulai ramai dibicarakan. Sampai saat ini, Markobar sudah buka kedai di Solo, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Surabaya, Manado, Makassar, Bekasi, dan Bandung. Serta, yang baru soft opening di Medan dan Malang.
Nah, untuk Markobar Malang sendiri konsep kedainya nggak berdiri sendiri atau berbentuk food truck seperti Markobar yang ada di Jakarta. Sebaliknya, konsep kedainya serupa dengan Markobar Medan yang bekerjasama dengan kafe yang cukup punya nama.
Kebetulan yang dipilih Markobar Malang adalah kafe Monopoli. Oleh karena saya ada agenda lain, saya memilih pesan Markobar untuk dibawa pulang. Sambil menunggu Markobar yang saya pesan matang, kegiatan memotret saya lanjutkan.
Beruntung saya nggak perlu antre, sehingga Markobar 8 rasa yang saya pesan bisa cepat dihidangkan. Oya, selain Rofi dan Akid, ada dua orang staf lagi yang bekerja di Markobar Malang. Uniknya, meski ini Markobar Malang, tetapi personelnya nggak ada yang asli Malang. Sebab, dua orang staf tersebut ternyata orang Nganjuk, Jawa Timur.
Ketika saya memotret Markobar 8 rasa ini, salah satu staf Markobar Malang ternyata ada yang gerogi. Doi sampai berulangkali bertanya, “Sudah belum mas, memotretnya?” Padahal saya memotretnya dari jarak yang agak jauh. Sengaja menggunakan lensa zoom agar nggak sampai mengganggu pekerjaan mereka. Nggak tahunya doi mengira saya memotret dirinya.
Sontak, saat saya beritahukan ke doi bila saya fokus memotret ke Markobarnya, seisi dapur jadi tertawa. Sebagai wujud terimakasih saya karena dibolehkan nimbrung di ruang kerja Markobar Malang, akhirnya saya abadikan satu foto bersama, tanpa saya tentunya, sebagai kenang-kenangan.
Sebelum pulang, Akid sempat memberitahukan bila Markobar Malang sudah bisa dipesan via GoFood. Sementara jika ingin memesan dalam jumlah besar, untuk kondangan misalnya, kamu bisa langsung menghubungi kontak Akid di nomor 085727200708 dengan minimal pemesanan 20 loyang.
Rasa manis Markobar memang paling enak dinikmati bersama ayang. Ayang sendiri bahasa bebas ribet (seperti ‘ntabs’ dan ‘njirr’) dari sayang. Nggak harus pacar, karena orang kesayangan bisa juga isteri, suami, orangtua, mertua, saudara, keluarga, teman dekat, sahabat ataupun eyang, bukan?
Jadi, kapan mau maniskan momen bersama ayang di Markobar Malang? π
Waaaah aku baru tau, padahal aku asli malang, hahah.
SukaDisukai oleh 1 orang
Langsung ladub lah!
SukaDisukai oleh 1 orang
Aaak, sudah jadi aja blogpost nya \o/
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya doms, kan dibayar, eh.
SukaSuka
belum pernah makan di markobar sihh.. soalnya klo sendirian gak bakal bisa ngabisin tuh martabak..
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau daku biasanya separuh dimakan malam hari, sisanya buat sarapan di pagi hari. Masih kres-kres kok. π
SukaSuka
akhirnya merasakan Markobar yang ngehits ini. Thanks to Iwan Tantomi :))
SukaDisukai oleh 1 orang
sama-sama kakak, La Mian-nya ditunggu, ya. π
SukaSuka
Lohh.. ada markobar di malang *pura2 shock
SukaDisukai oleh 1 orang
Shocknya pas udah makan aja biar bermakna π
SukaSuka
janjinya mana nih mas i , bilangnya mau traktir makobar haha
SukaDisukai oleh 1 orang
Selasa kamu katanya ada privat? π€
SukaSuka
Iya sih hehe .
SukaSuka
aku kurang beruntung nda dapet Markobar :((
SukaDisukai oleh 1 orang
Tenang kedainya nggak pindah kok. π
SukaSuka
Markobar ini memang epic banget ya mas..saya sempet nyobain yang di jogja pas lagi liburan dulu..kalo yg di jakarta agak males, rame antri..haha..anyway, salam kenal ya!
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul banget!
Beberapa kali pesan Markobar, baru Markobar Malang ini pesannya yang nggak antre gila, hahaha.
Yups. Salam kenal diterima, mbak Gena. π
SukaSuka
Nunggu ke Malang lagi mas, barangkali status udah beda, eh :p
SukaDisukai oleh 1 orang
udah jadi apa?
SukaSuka
Barangkali udah jadi SuperMom, jadi makan Makobar nya nggak krik krik –sendiri :p
SukaDisukai oleh 1 orang
enak sih, tapi lumayan mahal…dulu padahal emplek2 dideket lapangan kota barat solo kak..
ini memang hit di solo..tempat dimana saya stay π
SukaDisukai oleh 1 orang
EmplekΒ² itu apa ya? π
Owh, hai wong Solo π
SukaSuka
emplek2 itu kayak tenda hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Beberapa kali lewat Suhat, termasuk dua hari lalu, tapi saya belum menjumpai kafe ini. Padahal kalau dilihat dari plangnya, sepertinya cukup eye-catching, hehe. Mungkin saya mesti lebih teliti mencari untuk bisa menemukan kafe ini. Terima kasih infonya! Bertambah satu lagi tempat bersama ayang yang patut dikunjungi di Malang. Bagi saya pribadi Malang memang ngangenin banget, haha.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kabar-kabar saja kalau ke Malang, siapa tahu sedang ada kopdar bareng Blogger Malang, nanti daku kenalkan, “Perkenalkan kawan-kawan ini adalah Kazekage.” π
SukaSuka
Apa saya perlu bikin tato di pelipis lagi? Soalnya itu di avatar kan pelipisnya tak tutupi, haha #apasih
SukaDisukai oleh 1 orang
Owh, itu ada tatonya? *orang polos
SukaSuka
Catat…
SukaSuka
aduh mas jadi pengen tapo nggak berangkat berangkat ehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Berangkatlah, cus!
SukaSuka