Tiba Masanya Blogger Diakui Sebagai Profesi


DSCN3313
Tiba Masanya Blogger Diakui Sebagai Profesi [Foto: Iwan Tantomi]

Hari Blogger Nasional 2016 yang jatuh setiap 27 Oktober memang sudah berlalu. Namun, diakui atau tidak dunia blogging kian berkembang dari waktu ke waktu.

Dulu saya mengenal blog hanya sebatas media yang biasa digunakan untuk menulis catatan harian. Atau, yang paling mainstream dimanfaatkan sebagai arsip tugas-tugas sekolah maupun kuliah. Makalah dan laporan praktikum misalnya. Namun, blogger yang notabene sebagai pengguna blog, kini nggak lagi jadi sekadar sebutan.

Lebih dari itu, blogger sudah mulai diakui sebagai profesi yang nggak kalah menguntungkan.Β Ada yang maunya menulis tentang perjalanan, beragam kuliner, fashion, gaya hidup maupun persona dirinya. Karena fokus menulis mereka dilandasi pengetahuan, pengalaman serta passion yang kuat, maka terwujudlah sebuah tulisan yang menarik. Cenderung bergaya kasual atau populer, tetapi tetap informatif dan pastinya inspiratif di bidangnya masing-masing.

Sayangnya, sebagian orang masih belum mengerti perbedaan masing-masing profesi blogger. Termasuk beberapa narasumber di acara sosialiasi blogging yang sempat saya ikuti beberapa waktu lalu. Mereka menyamakan blog layaknya media sosial populer, seperti Facebook. Lebih getirnya lagi, blog dianggap sebagai biang munculnya propoganda, sebaran isu SARA, serta yang negatif-negatif lainnya.

https://www.instagram.com/p/BMD9P91jGmd/

Nah, berangkat dari kejadian tersebut sekaligus meramaikan Hari Blogger Nasional 2016, terketuk hati saya untuk berbagi pemahaman. Nggak perlulah saya ceritakan bagaimana saya berapi-api ‘menyadarkan’ para narasumber tersebut. Namun, di sini saya hanya ingin berbagi wawasan. Bukan menggurui, karena saya yakin kalian termasuk kelompok yang paham.

Selain itu, apa yang saya bahas di sini mungkin nggak bisa sedalam para pakar. Paling nggak, lewat ulasan berikut ini, saya berharap akan ada banyak orang yang memahami blogger sebagai sebuah profesi. Yuk, mari disimak dulu sampai selesai.

Travel Blogger

The Naked Traveler

Seperti namanya, travel blogger merupakan perwujudan dari orang yang memiliki hobi jalan-jalan sekaligus menulis. Bagi mereka, terlalu disayangkan jika momen indah dan pengalaman seru yang diperoleh selama di perjalanan hilang atau dikenang sendirian. Mulailah mereka menuliskan apa yang dialami selama perjalanan secara detail. Dari lokasi wisatanya, medan yang harus dilalui, biaya yang perlu dikeluarkan dan waktu terbaik untuk menikmati momen yang nggak biasa di sana. Bahkan, saking detailnya, pembaca bisa tahu recommended atau nggak wisata tersebut tanpa harus mencobanya sendiri.

Bagi travel blogger yang sudah expert, biasanya mereka digaet beberapa vendor dan sponsor, untuk mengunjungi lokasi wisata baru dan mempopulerkannya. Sampai akhirnya, tulisan-tulisan menarik mereka seputar traveling menjadi referensi utama setiap traveler yang ingin berkunjung ke tempat serupa. Contoh travel blogger yang cukup sukses adalah Trinity (naked-traveler.com) dengan serial The Naked Traveler-nya. Contoh lainnya adalah Marischka Prudence (marischkaprudence.blogspot.co.id), Alexander Thian (amrazing.com), dan Ariev Rahman (backpackstory.me) yang bolak-balik menulis kisah perjalanannya keliling dunia.

Food Blogger

Anak Jajan

Siapa sih yang mau menolak ketika dikasih makanan enak? Jangan bilang orang yang lagi puasa lho, ya. Nah, kebanyakan food blogger memulai spesifikasi menulisnya di blog tentang makanan atau dunia kuliner, karena kecintaannya pada makanan lezat. Boleh dibilang mereka adalah high class foodie. Sebab, meski hobi menikmati makanan lezat, mayoritas dari mereka bukan orang yang hobi makan dengan porsi gila-gilaan.

Sebaliknya, mereka tertarik pada suatu makanan bukan semata karena ingin memakannya, melainkan karena estetika, citarasa dan juga cara penyajian yang nggak biasa. Demi menghasilkan informasi yang komplit, food blogger akan mengulas secara detail keseluruhan sajian. Mulai tampilan, bahan baku hingga citarasa yang berujung pada recommended nggaknya makanan tersebut untuk dicoba pembaca.

Sajian yang diulas pun beragam. Dari bintang lima hingga kaki lima. Bahkan, kondisi restoran atau kafe, pelayanan dan harga juga nggak ketinggalan ditulis dalam ulasan. Food blogger yang expert biasanya sering mendapatkan kesempatan mengulas makanan premium atau sampel sebelum dipasarkan ke konsumen. Salah satunya adalah Julia Veronica & Marius Tjenderasa (anakjajan.com).

Fashion Blogger

Dian Pelangi

Berbicara tentang dunia mode sudah pasti desainer adalah ahlinya. Demi menciptakan sebuah tren berpakaian, fashion designer berlomba-lomba menciptakan karya-karya inspiratif. Konsep menciptakan tren dalam berbusana inilah yang juga digeluti oleh seorang fashion blogger. Umumnya, fashion blogger tidak menciptakan sebuah karya sebagaimana fashion designer. Tren yang mereka buat lebih ke arah teknis berpakaian yang baik hingga mampu menghasilkan tren baru dari koleksi pakaian yang sudah dimiliki.

Mereka akan mengulas banyak hal seputar perkembangan dunia fashion dan tips yang disertai dengan beragam tutorial menarik sesuai dengan keterampilan mereka. Fashion blogger berpengalaman dan profesional seringkali terpilih menjadi endorser hingga brand ambassador produk fashion tertentu. Hal ini karena kepiawaian mereka dalam mempresentasikan sebuah fashion menjadi lebih menarik baik dari sisi visual maupun tulisan. Fashion blogger sekaligus fashion designer kenamaan Indonesia, salah satunya adalah Dian Pelangi (blog.dianpelangi.com)

Lifestyle Blogger

Deluxshionist

Berbicara tentang gaya hidup, yang tergambar di benak kebanyakan orang adalah glamor dan hura-hura. Gaya hidup memang diidentikkan dengan segala hal yang berbau modern dan kekinian. Padahal, nggak semua orang yang mengkuti perkembangan gaya hidup selalu tampak kurang baik. Di sinilah lifestyle blogger menempatkan dirinya sebagai salah satu panutan gaya hidup yang tentunya lebih baik.

Di luar negeri, lifestyle blogger seringkali menuliskan tips gaya hidup yang sehat, termasuk tips makan sehat, pilihan makanan bergizi seimbang, pilihan olahraga sesuai usia, tips mendapatkan perut six-pack dan hal-hal lain yang berhubungan dengan aplikasi gaya hidup sehat. Kamu bisa mengeceknya di sini.

Sementara di Indonesia, lifestyle blogger diasosiakan sebagai blogger yang memiliki kegemaran menulis traveling, kuliner dan kadang tips berpenampilan menarik. Namun, ulasan yang mereka buat cenderung lebih ringan dan sebatas berbagi cerita menarik untuk merepresentasikan gaya hidup yang mereka jalani, seperti makan enak dan jalan-jalan. Lifestyle blogger yang cukup punya nama di Indonesia, salah satunya adalah Herdiana Surachman (deluxshionist.com)

Personal Blogger

Raditya Dika

Ada juga blogger yang membuat blog semata-mata hanya untuk meluapkan persona dirinya dalam bentuk tulisan. Biasanya tulisan-tulisan yang diposting lebih menyerupai diary. Segala hal yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari dapat dikemas secara apik menjadi sebuah cerita yang begitu menghibur. Itulah uniknya personal blogger. Oleh karena inspirasi tulisannya berasal dari aktivitas sehari-hari, nggak jarang dalam blog mereka juga ditemukan ulasan tentang traveling, kuliner maupun penampilan hasil eksperimen sendiri.

Keunikan lainnya, personal blogger punya tone yang kuat dalam tulisannya. Seolah mengandung pesan, dari tulisan yang diunggah di blog, personal blogger ingin menunjukkan jika dirinya seorang yang humoris, mistis, agamis, romantis, introvert maupun extrovert. Karena masing-masing orang memiliki karakter yang berbeda, maka tulisan personal blogger satu sama lain nggak ada yang sama – walau mungkin pokok bahasannya serupa.

Personal blogger yang mampu menarik minat dan menumbuhkan selera banyak pembaca, bahkan mampu membentuk fanbase, biasanya akan menerbitkan tulisan-tulisannya dalam sebuah buku. Beberapa personel blogger yang sukses dengan tulisan-tulisannya, hingga mampu mencetak best seller, antara lain Raditya Dika (radityadika.com) dan Dee Lestari (deelestari.com/blog/).

Trinity
Trinity dan Dee Lestari, dua penulis besar Indonesia yang mengawali karir menulisnya dari (hobi) blogging [Foto: twitter.com/TrinityTraveler]

Sebagai blogger profesional, laman blog mereka tentu tidak sebatas menghadirkan tulisan. Walau mulanya blog mungkin dibuat sebagai media untuk menulis, tetapi blogger profesional juga tidak lupa menyisipkan gambar sebagai penunjang visual. Bahkan, gambar yang mereka tampilkan, bukan asal-asalan. Beragam bidikan dengan angle terbaik, mereka sajikan, seperti foto makanan atau pemandangan yang didapatkan selama melakukan perjalanan. Demikian juga untuk menunjang ulasan fashion dan lifestyle, mereka nggak ragu untuk menjadi modelnya. Totalitas sekali, bukan?

Terkecuali bagi blogger yang mungkin sudah punya nama dan pembaca langganan. Meski hanya tulisan yang ditampilkan, tetapi sudah mampu membuat decak kagum, kejenakaan atau rasa haru pembacanya. Bahkan, saking berkualitasnya, kadang ada pembaca setia yang sampai rikues dan bertanya kapan tulisan selanjutnya diunggah. Mereka begitu antusias menanti setiap tulisan blog yang kini bisa jadi sebuah karya bergengsi.

Begitulah dunia blog, mulai merangkak perlahan sebagai profesi – walau masih segelintir yang mengetahui. Bisa jadi hanya mereka yang gemar blogging-lah pada akhirnya yang bisa menjalankan profesi minat khusus ini. Nah, apabila pemahaman yang saya miliki di otak ini kurang begitu objektif tertransformasikan dalam bentuk tulisan, jangan segan untuk membenarkan.

Terlebih jika kamu mau membagikan wawasan blogging langsung di kolom komentar, tentu saya teramat senang. Sebab, bukan saya saja yang bertambah ilmunya, tetapi juga bermanfaat untuk memperkaya wawasan blogging para pembaca semua. Semoga tulisan sederhana ini bisa menambah wawasan kita bersama. Sekali lagi saya ucapkan:

Selamat Hari Blogger Nasional 2016.

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

50 tanggapan untuk “Tiba Masanya Blogger Diakui Sebagai Profesi”

    1. Harusnya ada tekno blogger ya, tapi beberapa yang sering review game lebih seneng disebut personal blogger. Karena itu kehidupannya, katanya. πŸ˜€

      Tapi, bisa dipertimbangkan. Coba nanti aku ceki-ceki lagi, Gan. Ada masukan profil ‘game blogger’ besar? πŸ€”

      Suka

  1. aku baru-baru bisa ngeblog setahuin ini. Ternyata ngblog itu menyenangkan ya, pengalaman traveling bisa kita abadikan dalam sebuah tulisan. Coba aja dari dulu aku kenal dunia bloging. Udah banyak banget kisah perjalananku di bali yang bisa aku buat. Huufff…

    Disukai oleh 1 orang

  2. Wew, blogwalking yang menyenangkan. Tulisannya menarik mas. Beliau2 (yg kamu sebut di travel dan food blogger) juga menjadi inspirasi kami untuk terus menulis dan menginspirasi di blog meskipun sekarang sudah banyak yang mulai beralih ke vlog. Keep writing, keep inspiring ya 😊

    Disukai oleh 1 orang

    1. eh, itu masih aktif ngeblog kok mereka, yg udah nggak aktif nggak tak jadiin panutan, haha 😁

      Terimakasih sudah berkunjung. Tetap ngeblog ya, jangan gandrung ikutan ngevlog. πŸ˜‚

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.