
Selamat Ulang Tahun!
Itulah kata yang paling saya ingat saat mengingat momen di hari Minggu (24/01/2016). Momen di mana saya bisa berkumpul dengan segerombolan blogger sambil hahahehe alias ngakak seru bareng mereka. Kok bisa? Sambil saya ingat-ingat momennya, simak pelan-pelan ceritanya.
Minggu saat itu boleh dibilang menjadi puncak kemalasan saya untuk bangun, lantaran habis begadang semalaman hanya untuk ngeblog. Bukan asal ngeblog sih, tapi cari duit juga. Akibat kurang tidur, mata saya jadi sepet dan bawaannya pengen bangkong seharian. Tapi, nggak bisa! Kebiasaan hidup teratur: bangun pagi, olahraga, sarapan, dan beraktivitas bikin saya nggak bisa maksa tubuh untuk sekadar memejamkan mata nggak pada waktunya. Ya, bisa coba rasakan sendiri, bagaimana rasanya otak yang pengen tidur tapi mata nggak bisa merem, 11:12 sama insomnia lah! Jadinya hanya grusak-grusuk dalam selimut.
Sampai akhirnya ada bunyi pengingat agenda dari kalender smartphone. “Gila… minggu-minggu gini DL apa coba yang harus saya beresin, klien mana lagi yang tega bikin tanggal merah saya mendadak suram?!”, gerutu saya dari balik selimut. Saya memang selalu menulis setiap kegiatan sebagai penanda, sehingga setiap pagi selalu ada reminder apa saja yang harus saya bereskan hari ini. Nggak terkecuali hari Minggu. Tapi, seingat saya nggak ada email genting apalagi jadwal liputan.
Karena alert-nya nggak mati-mati, akhirnya saya bangun untuk mengeceknya dan… teks reminder-nya seketika bikin saya bengong, “Selamat Ulang Tahun Blogger Ngalam”. Hiyaah! Hampir saja saya melewatkan event ‘langka’ untuk berjumpa bareng blogger seantero Malang Raya. Barengan dengan tingkah hectic saya, notifikasi WA berbunyi. Isinya ajakan berangkat bareng seorang teman blogger ke ultah Blogger Ngalam ke-8. Horeee! Hari ini nggak jadi suram!
Berkenalan dengan Resto Inggil
Pukul satu siang, akhirnya saya tiba di Resto Inggil. Venue gelaran agung kopdar spesial Blogger Ngalam ini berlokasi di belakang Balai Kota Malang. Lebih tepatnya, sekitar 50 meter jalan kaki melalui jalan Gajahmada yang berada di antara Gedung DPRD dan Balai Kota Malang. Seperti namanya ‘Inggil’ yang diambil dari Bahasa Jawa, restoran ini mengusung nuansa Jawa yang amat kental. Dari luar, seperti rumah kuno zaman kolonial dengan langit-langit tinggi serta dua daun pintu dan jendela berbahan jati yang khas.
Seperti artinya, Inggil bermakna agung atau hormat, seorang Guest Relation Officer (GRO) menyambut saya dengan pakaian adat Jawa lengkap dengan blankonnya, dengan ucapan, “Monggo Pinarak!”. Wah, takjub banget di tengah ingar bingar kota, masuk restoran disambut Bahasa Jawa, kromo Inggil lagi. “Enggeh”, jawab saya tegas sambil senyum (sok) manis. Nggak kalah dengan cowok, resepsionis cewek juga pakai kebaya, hanya nggak pakai sanggul.
Resto ini masih mempertahankan bangunan asli rumahnya. Jadi pas masuk, seolah pemilik ingin memberikan kesan, agar setiap pelanggan yang datang dijamu layaknya tamu. Kesan vintage kian mendukung nuansa tempo dulu bangunan ini, dengan banyaknya furnitur klasik, baik perabot seperti telepon lawas dengan nomor putar hingga beberapa pigura potret Malang Tempo Doeloe yang menghiasi dinding lengkap dengan penjelasannya.
“Siapa di Sini yang Sudah Kenal Blogger Ngalam?”
Sekonyong-konyong saya mengangkat tangan dengan dibalas krik-krik seisi ruangan, kala tahu hanya saya sendiri yang merespon pertanyaan MC yang membuka acara. Meski saya bukan orang Malang, tapi cukup tahu komunitas Blogger Ngalam lantaran saya sendiri seorang blogger dan lumayan kenal blogger Malang Raya. Lantas, kenapa bisa ikut nyangsang di sini? Itulah uniknya Blogger Ngalam, sekalipun komunitas kedaerahan, tapi mereka mau menerima siapa saja dari mana saja, asal manusia, untuk gabung di dalamnya. Terlebih saya cukup kenal dedengkotnya @NengBiker, mau nggak mau setiap ada kopdar selalu kecipratan undangan. Asal gratisan serta bisa bikin kenyang saya usahakan datang.

Setelah satu per satu dedengkot Blogger Ngalam kasih sambutan plus buka acara sambil potong puding ulang tahun, akhirnya tiba acara utama, makan-makan! Bukan… bukan… tapi, sharing aka talkshow seru bareng Travel Blogger @NengBiker dan Social Media Specialist dari @malangkuliner dan @malangfoodies, @Swedho. Mula-mula si Neng jelasin tentang gampangnya jadi blogger, asal ada kemauan untuk mulai menulis. Bahkan, jika digeluti sungguh-sungguh bisa datengin duit, lho!
Tahap selanjutnya, masih menurut Neng, tentukan bidang apa yang paling diminati untuk bikin topik tulisan yang diangkat dalam blog biar maksimal. Misal, jika hobi traveling, perkuatlah kajian lewat cerita-cerita pengalaman hingga tips traveling. Begitu juga dengan cooking, culinary, fashion dan bidang-bidang lainnya sesuai hobi dan kesenangan. Nggak sedikit orang yang sukses setelah menekuni profesi blogger, seperti Food Blogger jempolan Jiewa Vieri aka Inijie, si cantik Travel Blogger Marischka Prudence, juga termasuk si… Neng, yang tak lain Travel Blogger yang ngaku baru keliling separuh Indonesia.
Nggak kalah seru dengan si Neng, Mimin Malang Foodies juga unjuk pengalaman. Hal yang paling saya tangkep, selain tulisan pada kausnya, dari doi adalah pesan agar bijak-bijaklah menggunakan media sosial. Jika dikolaborasikan, media sosial dan blog bisa menjadi alat pengundang keuntungan (baca: duit). Namun, lagi-lagi kudu fokus. Apa hal yang ingin ditonjolkan, diangkat atau dipopulerkan agar mudah komersil.
Begitu halnya dengan media sosial visual, seperti Instagram. Sering-seringlah berinovasi dan berkreasi dengan beragam angle foto. Dengan begitu, pengunjung nggak gampang bosan, bahkan berpotensi menambah follower. Hal penting lainnya jika membahas Instagram adalah caption. Bikinlah sesingkat mungkin namun mampu mendukung foto yang dipublikasikan. Bikin caption yang sinkron dengan fotonya. Jangan yang ditampilkan makanan atau orang utan, caption-nya quote pantang putus asa atau putus cinta!

Talkshow kian riuh dan seru, kala satu per satu undangan banyak yang bertanya. Mulai pertanyaan basic bagaimana kiat bikin blog menarik dan konten ciamik, hingga yang berat-berat sampai narasumbernya tersengal-sengal menjawabnya. Misalnya saja, bikin blog ilmiah bebas plagiat, optimasi SEO dan media sosial untuk tingkatkan traffic viewers, membungkam spam, sampai caranya blog yang dimiliki nggak kena banned Mbah Google. Berat, ya?

Namun, tetap yang paling seru adalah pertanyaan seorang ibu yang waktu itu ngakunya bakal balik ke Kanada, perihal blog untuk bisnis. Sampai-sampai dedengkot Blogger Ngalam plus Mbak Yuni dari Emak-Emak Blogger Surabaya ikutan cawe-cawe melengkapi jawaban dua narasumber di depan. Ruangan luas yang 99,9% persen dibangun pakai kayu dengan konsep seperti saung ini pun tak lagi sehening di awal. Pertanyaan demi pertanyaan plus jokes yang dilontarkan baik narasumber maupun antar peserta bikin suasana pecah dan berkeringat – karena memang kipas anginnya nggak hidup!
Sementara di sisi kanan venue yang punya panggung pertunjukan wayang dan ludruk dengan gamelan lengkap ini, dipenuhi pelanggan restoran yang tampak nggak terganggu, menikmati beragam sajian khas Jawa Timur-an sambil duduk lesehan. Sedangkan di sebelah kiri, ada bar berbentuk gubuk yang terhubung langsung dengan dapur, lokasi prasmanan buat acara ini disajikan. Setelah memasuki waktu asar, acara break sebentar, sebelum akhirnya berlanjut ke Museum Malang Tempo Doeloe.
Selesai di sana, kami hijrah ke Alun-Alun Tugu. Bak city tour kami keliling gerombolan sambil saling iseng tanya, “Wah, (tempat) ini namanya apa ya, Mas?”. Nggak tahunya papasan beneran dengan rombongan city tour dari Korea. Keisengan Blogger Ngalam pun berganti dengan sambutan sok akrab sambil bilang kalimat azimat dan paling kondang dalam Bahasa Korea, “Annyeong Haseyo!”. Sontak, orang-orang Korea itu pun tersenyum dengan pandangan norak-juga-ya-orang-Malang! Tapi… saat panitia akhirnya menerbangkan drone buat dokumentasi ‘Selamat Ulang Tahun Blogger Ngalam yang ke-8!’, eh, orang-orang Korea tersebut yang balik dada-dada sambil nunjuk-nunjuk drone. Nah, siapa sekarang yang norak?
Okay, biar kalian nggak lelah bayangin seperti apa riuh acaranya, langsung intip video dokumentasinya karya kak @okinay. Cekidot!
Baru setelah semua acara kelar, kami balik ke Resto Inggil dan… makan-makan pun dimulai. Mata saya memaku pada secobek batu ukuran jumbo berisikan terong dan tempe kukus serta irisan telur rebus dipenyet bumbu pecel khas masakan Jawa tempo dulu. Ngerti bakal habis duluan, sajian yang biasa jadi menu andalan Ibu di rumah ini, langsung saya ciduk. Pasokan gizi kian terpenuhi dengan sajian bebek panggang tulang lunak. Widih, pokoknya bikin ngiler sendiri saat menulis cerita ini. Hihihi.
Intinya, nggak nyesel, deh, datang ke kopdar spesial bareng blogger kece se-Malang Raya pas Minggu saat itu. Terbukti kan, meski acaranya sudah dua minggu silam, tapi otak saya masih menyimpan apik kenangannya. Oh, so sweeeeet-nya! Anyway, Happy 8th Birthday again Blogger Ngalam! See ya on the next kopdar!
*putar lagu Selamat Ulang Tahun miliknya Jamrud*
Iya itu mau standup comedy- an emang 😀
SukaSuka
Huahaha… bakat bikin ngakak emang 😀
SukaSuka
Aku ingin gabuuung.:D
SukaDisukai oleh 1 orang
Ayoooo… Gabung
SukaDisukai oleh 1 orang
wahh acaranya terlihat seru sekali ya..
SukaSuka