
Pernah mendengar Bintan Lagoon Resort? Penginapan bintang lima ini cukup populer di pencarian Google saat mengetikkan kata Bintan. Beberapa tahun belakangan, Provinsi Kepulauan Riau cukup getol menggenjot kemajuan pariwisatanya. Jika Batam difokuskan sebagai destinasi belanja, maka Bintan difokuskan sebagai tujuan wisata alam yang ditunjang beragam resort mewah. Bintan Lagoon Resort merupakan salah satunya. Sekalipun begitu, teman saya yang tinggal di Bintan, justru mengatakan daerah tersebut kurang begitu menarik. Tapi, kalau saya sih memang nggak tertarik sejak awal, karena sakunya memang nggak cukup buat tidur di sana. Haha.
Sebaliknya, dia menuturkan ada lokasi yang lebih menarik, dengan pantai yang lebih bersih, bahkan punya infrastruktur seperti Resort World Sentosa. Lokasi tersebut bernama Lagoi Bay. Agaknya saya nggak begitu asing dengan nama tersebut. Benar saja, Lagoi Bay merupakan kawasan wisata terpadu di Bintan yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla 31 Mei 2015 silam. Secara administratif, Lagoi masuk kecamatan Teluk Sebong. Namun, secara geografis berada di wilayah Bintan Utara. Wilayah ini dikenal paling pesat perkembangannya.
Di sektor perbankan, Bintan Utara menjadi βrumahβ kantor cabang perbankan nasional. Begitu juga dengan pendidikan, mulai TK hingga perguruan tinggi mayoritas berpusat di Bintan Utara. Sektor unggulan yang tak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu pendongkrak kemajuan Bintan Utara adalah pariwisata. Tak sedikit pihak swasta yang menggelontorkan investasi hingga kerjasama menguntungkan, seperti wisata terpadu Bintan Beach International Resort (BBIR) yang berada di Lagoi ini.

Sebenarnya, Lagoi menjadi optional list dari itinerary yang saya buat. Dari informasi yang saya dapat dari googling sana-sini, banyak yang menginformasikan bila transaksi di Lagoi menggunakan dollar Singapura. Bukan sesuatu yang mengagetkan sih, karena terbentuknya Lagoi Bay hasil inisiasi dan kerjasama pemerintah Singapura dan Indonesia. Namun, rupanya hal tersebut sudah nggak berlaku seiring dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan segala transaksi di dalam negeri menggunakan Rupiah. Tentunya, kabar bahagia tersebut membuat saya yang melakoni jalan-jalan gembel ke Bintan ini cengar-cengir kegirangan.
Tepat setelah dari Pulau Kelong, perjalanan saya memang langsung berlanjut ke Lagoi. Nggak bisa dibayangkan bagaimana lelahnya badan dan gosongnya kulit karena keluyuran terus sepanjang hari. Tapi, teman saya yang di Bintan langsung berinisiatif untuk mengajak saya ke sana. Alasannya, simpel, waktu pelesir saya yang hanya seminggu dianggapnya terlalu singkat. Sehingga perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menjelajahi tempat-tempat menakjubkan di Pulau Bintan. Kebetulan, ada teman SM-3T yang saya kenal di bandara mengabdi di sana.
Menurut teman saya, masuk Lagoi itu nggak bisa sembarangan. Kalau hanya punya budget cekak, dijamin nihil bisa keturutan masuk, kecuali punya kenalan orang dalam. Nah, teman SM-3T yang ada di Lagoi itulah akhirnya yang jadi umpan emas agar bisa masuk Lagoi ramai-ramai plus gratisan. Mendengar penjelasan semacam itu, saya jadi berpikir, sekeren apa sih Lagoi ini sampai masuk saja perlu tumbal, eh, kenalan segala.

Sekitar pukul 3 sore saya dan beberapa kawan SM-3T akhirnya tiba di Lagoi. Wilayah yang dielu-elukan sebagai Singpura-nya Indonesia ini memang 11:12 dengan aslinya. Hal kentara pertama yang bisa menunjukkan bila pas masuk sini serasa di Singapura adalah jalan raya. Selain mulus, setiap titik tertentu jalan raya selalu di pasangi plang berwarna biru, bukan hijau seperti kebanyakan rambu yang menghiasi kota atau daerah di Indonesia. Selain itu, di beberapa titik pula ada tulisan ‘slow’ dan ‘down’ yang tercetak di aspalnya. Semua rambu-rambu jalan sebagian besar ditulis dalam bahasa Inggris! Itulah yang membuat nuansa di sini semakin kental luar-negerinya.
Tujuan pertama setibanya di Lagoi adalah Wisma Bintan Resort, dormitori teman SM-3T tinggal. Tempatnya bersih dan terkesan dirancang dengan sangat baik, sehingga bangunannya tampak tertata dan teratur. Dormitori yang mayoritas dihuni oleh orang-orang yang bekerja di Bintan Resort ini, terdiri dari beberapa blok. Setiap blok terdiri dari dormitori cewek dan cowok yang ditempatkan di bangunan terpisah. Fasilitasnya juga cukup lengkap. Masing-masing kamar sudah berisi tempat tidur, lemari, meja kerja plus AC. Tersedia ruang santai yang dirangkap sebagai ruang tamu. Kamar mandi berada di ruangan sendiri, namun di dalamnya dijumpai beberapa toilet, wastafel dan juga shower β yang bisa diputar ke mode air panas dan dingin, mirip hotel!

Dari beberapa lokasi tempat tinggal teman SM-3T yang sempat saya kunjungi, di Lagoi inilah yang paling baik lokasinya. Terlebih, sekolah tempat mengabdinya berstatus internasional. Hanya memang masih baru, jadi membutuhkan bantuan tenaga pendidik. Sekitar satu jam berselang, kami bersenda gurau sembari menyandarkan punggung sejenak selepas perjalanan jauh di dormitori. Setelah lelah sedikit menghilang, perjalanan kami lanjutkan ke Lagoi Bay. Jarak tempuh Wisma Bintan Resort ke Lagoi Bay sekitar 30 menit.
Sekadar informasi, selain Lagoi Bay, wisata terpadu di Lagoi juga dipenuhi dengan beberapa resort beken, termasuk salah satunya adalah Nirwana Garden. Di sini, sebenarnya terdapat Mini Zoo. Tapi, karena waktu hampir senja dan saya sedang nggak begitu selera melihat binatang yang ditangkar, saya memilih menuju ke Lagoi Bay. Memasuki pos penjagaan kami dibiarkan masuk begitu saja, mungkin karena sudah membayar karcis masuk di pos saat kali pertama memasuki Lagoi seharga Rp 5.000,-. Tiba di sana pun, kami langsung di suruh parkir, tanpa perlu bayar karcis lagi! Pokoknya, nggak Indonesia banget.

Sebagai kompleks wisata terpadu, suasana modern di Lagoi Bay tampak sangat kontras dengan kondisi Bintan kebanyakan. Modernitas begitu kentara. Resort super mewah jaringan Swiss-Belhotel and Resort pun seketika membuat mata saya terpana kala menginjakkan kaki di Lagoi Bay. Trotoar tertata baik dan lebar, tak ada sampah berserakan, semua orang juga tampak berseri menikmati Lagoi Bay dengan berjalan kaki. Mungkin saya mulai sependapat dengan masyarakat sekitar, jika kawasan ini memang cocok mendapatkan sebutan Singapura-nya Bintan.

Namun, sependapat bukan artinya mengiyakan 100 persen. Sebelum benar-benar melihat keseluruhan, tetap nggak ingin buru-buru saya sematkan sebutan tersebut. Mulailah saya menjelajahi kawasan Lagoi Bay. Karena kunjungan saya waktu itu bersamaan dengan libur Natal, nuansanya masih begitu terasa. Tapi, saya sangat beruntung, meski ramai tapi nggak sampai berdesak-desakan.

Lagoi Bay memiliki garis pantai yang cukup panjang. Pasir putihnya begitu lembut dengan warna air laut yang kebiruan. Pengelolaan yang baik membuat pantai ini lebih tertib dan sepi pedagang asongan. Sayang, beberapa wisatawan yang kurang terdidik masih saja meninggalkan botol bekas air mineral di pasir pantai sembarangan.

Jika disandingkan dengan Kuta atau Sanur, Lagoi Bay lumayan sepadan. Hanya memang popularitasnya masih belum terbangun. Rambu-rambu keselamatan pantai juga dikemas sebagai objek yang menarik, namun tetap memberikan informasi yang lengkap.
Selain itu, beragam fasilitas, restoran, kafe, bar, pusat kuliner hingga mal, kian melengkapi modernitas Lagoi Bay. Apalagi, adopsi wajah Singapura terbilang berhasil dengan tampilan arsitektur lanskap yang apik dan dipenuhi spot-spot menarik yang cukup instragamable dan memuaskan dahaga penggila selfie!
https://www.instagram.com/p/_uLaKVy8OA/
Di malam hari, Lagoi Bay malah lebih keren lagi. Gedung mal dan restoran yang berada tak jauh dari pantai, mendadak bertaburkan cahaya lampu dengan suasana langit biru pasca senja. Pemandangan kian bertambah lengkap saat pohon Natal raksasa yang berlilitkan lampu warna-warni menghiasi wajah Lagoi Bay di malam hari. Pertunjukan musik jazz membawa nuansa modern di sini kian terasa. Aroma kuliner pun kian merebak di mana-mana.
Begitu damai, begitu tertib, jauh dari pengemis atau pedagang asongan yang menjajakan sebotol minum sambil menikmati air mancur. Lagi-lagi, mata saya kembali binar sambil tak berhenti-hentinya mengimbangi dengan senyuman. Mungkin saya baru percaya sepenuhnya, jika Lagoi Bay memang layak disebut Singapura-nya Bintan, atau mungkin Indonesia.
So, kapan kamu pergi ke Lagoi Bay?
Iki menang kontes opo dek? Kewreeeen, kewreeeen π
SukaSuka
kebetulan, ada project halan-halan sama Kemenpar mbak π
SukaSuka
Sip, sippp..rejeki makin berkah berlimpah, yes.
AKu weekend kmrn ke Mlg, sakjane pengin kopdar, tapi koyone dikau super-hectic π
SukaSuka
Waah, kok nggak kasih kabaran mbak, tapi ada untungnya pula nggak ngabari karena lagi ada di Mojokerto seharian π
SukaSuka
Tuh kaaaan? π Ya, kapan2 deh. Moga2 dapet rejeki voucher hotel gretong lagi π Kemarin aku di Atria, dapat dari kuisnya Traveloka π
SukaSuka
Owh, Atria, kolam renangnya gede tuh, hahaha. Sip… Sip… liburan ngandelin kuis gitu aja, mbak, biar nggak terlalu nguras bulanan. Dua minggu kemarin ada ultah Blogger Ngalam, ada mbak Yuni makmak blogger dari Surabaya datang, tau samean kenal atau nggak. Belum sempat aku ulas uga, masih kedesek DL kerjaan π₯
SukaSuka
mbak Yuniari Nukti ya pasti kenal tho yaaaa π Atria kolam renangnya mayan sih, tapi karena kurang puas, kita teteup nambah renang ke Selecta π Iyah, gpp. InsyaAllah, kita bisa kopdar di kota non-Malang, ataupun non-Surabaya.
Kopdar di Eropa sounds great, ya kan? Amiiiiin π
SukaSuka
Amiin. Tapi kolam renang terkece di Hotel Kota Malang, bukan Batu lho ya, kena Harris Hotel karena rooftop, sudah begitu terjangkau lagi π
SukaSuka
Iyes, aku pernah mampir ke Harris. Rencana mau booked utk event gathering kantor, ya ampuuun kece bingits hotelnya, pool-nya, wis ta lah, kumpliiitt deh.
Sayangnya…. ada resto ber-B4B1 di sono. Walopun mereka bilang, beda wajan, beda bahan dll, ya aku ‘cari aman’ aja dah :(((
SukaSuka
alhamdulillah kalo lagoi sekarang lebih ‘open’ ke wisatawan… dulu banget waktu aku di pinang, bisa ke lagoi “nebeng” temen yang lagi dinas di pelabuhan lagoi (bandar bentan telani), jadi masuknya pake mobil dinas, bawa nametag kantor haha
SukaDisukai oleh 1 orang
Denger-denger juga nggak boleh mas, tapi beruntung ada teman yang dinas di sana, jadi bisa masuk juga. Sebenarnya open sih, cuma buat wisatawan kantong tebal, hehe.
SukaDisukai oleh 1 orang
pemandangan pantainya keren..
SukaSuka