Kecolok Sambal


crying 11
Ekspresi saat mata kecolok sambal [Hak Milik Foto: We Heart It]

Saking pedasnya, bukan hanya mulut yang dower, hidung jadi meler dan air mata meluber

Setelah puasa berjalan 15 hari, akhirnya makan lalapan juga. Tahu sendiri kan, makanan yang satu ini menjadi favorit mayoritas penduduk kosan. Alasan kenapa baru menikmati lalapan selama puasa, bukan karena nggak ada yang jual. Bukan juga karena nggak punya duit. Saya hanya ingin berkomitmen menjalankan puasa sehat. Salah satunya dengan memilih asupan gizi yang lebih seimbang dan variatif.

Sementara, lalapan hanya berisi ayam, bebek maupun ikan yang digoreng, kemudian disajikan dengan beberapa sayuran mentah seperti kubis, kemangi, kacang panjang dan irisan timun – yang selanjutnya disebut lalapan. Walau cukup sederhana, paduan sambal yang mantap dan pedasnya yang nendang sanggup membuat anak kosan tak berdaya untuk menyantapnya.

Walau begitu, ada kekurangan dari sajian lalapan. Sayuran mentah yang hanya berstatus sebagai pelengkap tidak bisa memenuhi kebutuhan serat harian. Selain itu, tidak semua orang suka sayuran mentah seperti lalapan. Walhasil, porsi makan sayur semakin terabaikan. Ada juga yang gemar makan sayuran lalapan, namun dengan porsi yang tidak begitu banyak tentunya, juga belum bisa memenuhi kebutuhan serat harian. Belum lagi, sayuran mentah banyak yang mengandung pestisida. Jika tidak dicuci sampai bersih, justru bisa membahayakan tubuh saat dikonsumsi.

Lagi pula, makan sayuran mentah seperti lalapan dalam porsi yang banyak juga kurang enak dipandang. Mending salad, masih ada campuran minyak sayur, yogurt, atau tambahan lainnya. Sedangkan lalapan, sudah semua sayurannya berwarna hijau, ada daun-daunannya lagi. Bisa-bisa disamakan dengan embek. Hahahaha!

Maka dari itu saya coba memilih makanan yang cukup manusiawi, khususnya sayuran yang dimasak dengan benar. Beruntungnya, hal itu bisa saya aplikasikan selama puasa. 🙂 Nggak muluk-muluk, yang penting bisa makan sayuran yang berbeda setiap hari. Hari ini makan sayur bayam, besok tumis kangkung, lusa pecel, begitu terus saya lakukan selama 15 hari puasa. Hingga pas waktu buka di hari ke-15 tiba-tiba ada keinginan untuk makan lalapan. Pecel lele, ayam goreng, sambal terong dan tentunya lalapan beserta sambalnya akhirnya jadi menu pilihan.

Enak? Tentu saja. Bahkan saking nikmatnya, sampai air mata dan maaf, ingus berlinang tanpa sadar. Hihihi! Karena lama nggak beli sejak puasa, ibu yang jual lalapan juga menanyakan kabar saya. Lalapan di tempat langganan saya ini cukup higienis penyajiannya. Sambalnya dibungkus dengan plastik klip. Di sisi lain, nggak afdol rasanya makan lalapan tanpa menggunakan tangan secara langsung. Bahkan, kedua tangan harus berguna untuk membuka sambal dalam plastik klip yang lumayan sulit dibuka.

Tangan kiri saya pun akhirnya terkena sambal. Rasa lapar yang menggelora berpadu dengan rasa lalapan yang sudah tertahan selama beberapa hari, akhirnya berbuah menjadi kenikmatan tersendiri. Tangan kanan berfungsi untuk makan, sementara yang sebelah kiri untuk mengusap ingus dan air mata. Saat tangan kiri menyentuh mata, seketika mata menjadi pedih, terus menjadi panas, terus akhirnya saya teriak-teriak sambil menuju kamar mandi. B E G O! Baru sadar, jika tangan kiri masih ada sambalnya!

Langsung saja, air di bak mandi saya siramkan berulang-ulang ke mata. Habis itu, saya keringkan pakai handuk bersih. Sensasi terbakarnya masih ada sih, tapi saya yakin nggak akan berlangsung lama, karena sudah melakukan pertolongan pertama, yaitu siraman air bak mandi. Untuk mengalihkan ‘mata terbakar’ ini, saya lanjutkan menikmati lalapan yang sempat delay gara-gara insiden kecolok sambal. Akhirnya, lalapan sukses saya habiskan tanpa sisa dan beruntungnya mata saya masih normal. Alhamdulillah! 😀

Iklan

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.