
Terlalu lama tinggal di kosan – eits, bukan artinya saya nggak lulus-lulus kuliah dan jadi penghuni kosan abadi ya, membuat saya bisa mengenali beragam karakter. Nggak hanya wahana saling kenal diri, kosan ternyata melahirkan beragam karakter kepribadian. Salah satunya bisa diamati ketika menjalani puasa Ramadan. Terhitung sejak SMA, kuliah dan sekarang bekerja, 9 tahun saya menjadi anak kosan. Selama itu pula, saya mengasumsikan beberapa karakter unik anak kosan, berdasarkan apa yang sering mereka lakukan untuk menghabiskan waktu puasa seharian.
Si Molor
Sesuai dengan sebutannya, molor yang berarti tidur menggambarkan salah satu aktivitas favorit anak kosan selama puasa. Jika tidak ada kegiatan atau pas akhir pekan, anak kosan lebih memilih mengisi waktu puasanya dengan tidur. Dengan dalih tidurnya orang puasa itu ibadah, mereka tidur seharian sampai lupa salat lima waktu. Nah lho, apa masih bisa disebut ibadah? Saking betahnya, ada yang sanggup tidur mulai habis sahur hingga pas tepat adzan magrib baru hidup eh bangun.
Si Dakocan
Sebenarnya istilah Dakocan saya ambil sebagai perumpaan bagi anak kosan yang doyan game alias gamers. Dakocan sendiri pernah populer sebagai lagu anak-anak di era 90-an. Sedangkan di Jepang, Dakocan merupakan semacam boneka plastik berwarna hitam yang di dalamnya diisi udara. Meski suka bermain, bukan berarti mereka bermain Dakocan. Layaknya anak gaul masa kini, mereka menghabiskan waktu puasa untuk bermain PS, PSP, hingga game online berbasis smartphone atau tablet yang marak belakangan ini. Sebut saja game berbasis Android semacam Clash of Titans (COC), Real Racing 3, Hay Day, Fifa 15 Ultimate Team dan Asphalt 8 Airborne yang bakal membuat anak kosan betah puasa sampai malam dengan memainkannya. Bahkan, yang paling parah bisa berjalan sambil main game, sadar-sadar gadget-nya terpental karena terjerembap.
Si Getol
Untuk yang ini, paling aktif banget beraktivitas. Nggak peduli Ramadan, dia aktif sekali membersihkan kosan, mencuci baju, pergi ke pasar, bercocok tanam, menguras bak mandi, bersih-bersih toilet dan lain sebagainya. Pokoknya ada saja kegiatan yang dilakukan. Bila seorang aktivis, dia rela panas-panasan terjun ke jalan – yang katanya memperjuangkan hak rakyat. Bangunnya paling cepat. Kalau bangun dulu, biasanya gedor-gedor pintu kosan agar semua penghuninya bangun untuk sahur.
Si Religius
Sebenarnya sama dengan si Getol, namun dia giatnya untuk beribadah. Lebih sering mengaji, jamaah ke masjid atau musala, aktif di pengajian juga suka gabung di acara sosial seperti bagi-bagi takjil gratis ke panti asuhan. Selain itu, kalau di kosan ngajinya paling kenceng. Yang lain baru bangun sahur, dia sudah tadarus duluan di kosan. Semangatnya untuk memaksimalkan Ramadan tinggi banget pokoknya. Ciri khasnya selalu pakek baju koko, peci hingga sarung ala anak pesantren gitu.
Si Kutu Buku
Ada juga yang pintar, tapi sukanya kuliah-pulang ke kosan hanya untuk baca buku. Seperti anak pintar pada umumnya, si Kutu Buku ini jarang bersosialisasi. Saat diajak bicara juga menjawab seadanya. Tapi, jawabannya selalu ilmiah dan cenderung teoritis. Bukannya senang dapat wawasan ilmu baru, eh anak kosan yang diajak bicara malah kebingungan karena nggak ngerti apa yang dibicarakan. Jadinya sering dijauhi anak kosan. Bukan karena nggak suka tampangnya, tapi memang yang lain sadar diri dengan otak yang serba pas-pasan. Lagian sudah penat dengan tugas kuliah, anak kosan biasanya lebih memilih obrolan ringan sembari guyonan.
Si Kocak
Berkebalikan dengan si Kutu Buku, si Jenaka ini selalu jadi dalang setiap acara kumpul bareng di kosan. Entah kebetulan maupun tidak, ada saja anak kosan yang memiliki karakter melawak seperti ini. Saat Ramadan dialah yang paling piawai mengajak anak kosan kumpul, baik untuk buka bareng (bubar), sahur bareng (sabar) maupun mengisi waktu malam Ramadan dengan guyonon lucu sebelum tidur. Bikin buka yang biasa saja jadi istimewa, sahur yang penuh kantuk jadi semangat, hingga saat pulang ke rumah dia yang paling dirindukan. Asal diketahui karakter kocak adalah yang paling setia kawan, namun nggak lihai menyimpan rahasia saat dijadikan teman curhat.
Si Bijak
Di samping si Kocak, ada satu lagi karakter dominan yang seolah muncul dengan sendirinya. Dialah si Bijak. Pribadinya sangat dewasa, pintar kasih solusi saat dicurhati, dan selalu jadi kaki tangan pemilik kosan. Nggak harus yang paling tua, tapi dia yang punya leadership tinggi biasanya muncul sebagai sosok si Bijak. Anehnya, si Bijak ini selalu jadi bahan sindiran oleh si Kocak. Mungkin dia iri dengan sikap dewasa dan pembawannya yang tenang. Sementara sikap kocak selalu diidentikkan dengan kekanak-kanakan. Kendati bijak, kadang karakter ini cenderung ambisius dan ingin dipuji dalam segala hal. Bahkan, saat hendak tarawih pun dia yang jalannya paling depan, jarang kelihatan di belakang.
Karakter-karakter tersebut bisa nggak sesuai dengan yang kamu pikirkan. Maka dari itu saya sebut asumsi, karena berdasarkan simpulan saya sendiri. Setidaknya, satu atau dua model anak kosan tersebut ada, walau tidak semuanya. Namanya juga pengalaman, masing-masing orang bakal berbeda tentunya. Oya, bisa juga karakter ini terbawa saat kehidupan normal non Ramadan. Kalau kamu termasuk yang mana? 😀
Hahahaha… bisaaaaa aja bikin kategorinya 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Ntuh kategori juga asal gentayangan di pikiran, kebetulan tangan bisa menuliskan dgn gamblang, muncul deh ini tulisan hehehehe 😀
SukaSuka