
Bagi yang bolak-balik pergi ke kampus dari rumah, mungkin lebih enak, karena nggak ribet ngurusin kosan. Apalagi saat bulan Ramadan seperti ini. Bagi anak rumahan tinggal datang ke meja makan saat adzan berkumandang. Sementara anak kosan, meski bertualang ke sana-kemari untuk membeli sebungkus nasi maupun segelas takjil.
Keuntungan membeli makanan di warung memang lebih variatif dan tidak membuat mood mudah bosan dengan masakan yang itu-itu saja. Namun, masalah biasanya baru dirasakan saat pertengahan bulan. Bila nggak hidup sehemat mungkin, bisa-bisa persediaan uang selama bulan Ramadan ludes sebelum lebaran. Belum lagi, keuangan Ramadan biasanya dikirim jadi satu oleh orangtua untuk biaya mudik lebaran. Jika habis sebelum tenggatnya, bisa malu atau bahkan dimarahi oleh orangtua.
Selain dengan cara membeli, sebenarnya konsumsi Ramadan ala anak kosan bisa kok diakali. Dengan pemikiran yang jeli, hidup hemat selama Ramadan sebenarnya mudah untuk diterapkan. Berikut pengalaman saya selama menjadi anak kos di bulan Ramadan.
Ikut Pengajian di Masjid
Beberapa masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian rutin menjelang berbuka puasa. Agar jamaah hikmat mengikuti acara pengajian, biasanya masjid menyediakan takjil hingga menu berbuka yang komplit. Jamaah pun nggah perlu repot lagi, karena bisa berbuka sekalian salat magrib berjamaah di sana. Manfaatkan momen ini untuk meminimalkan pengeluaran menu berbuka selama Ramadan. Tinggal niatkan hati untuk menimba ilmu agama sembari menunggu waktu berbuka. Soal menu berbuka gratis, anggap saja sebagai bonusnya. Sudah dapat pahala, hemat lagi.
Nggak Usah Gandrung Ikutan Ngabuburit
Akar habisnya keuangan anak kosan selama Ramadan sebenarnya karena tergiur dengan menu jalanan. Rasa lapar yang menggelora, membuat nafsu makan melonjak-lonjak melihat jajaran pedagang takjil Ramadan. Walhasil, semua makanan yang dirasa enak, dibeli semua. Padahal, belum tentu juga makanan tersebut bisa habis termakan semua. Adanya basi dan terbuang sia-sia. Kurangi ngabuburit jika nggak perlu. Nggak perlu takut dianggap nggak gaul lantaran nggak ikutan ngabuburit. Putar jalur ke arah masjid, agar dapat ilmu, pahala plus menu buka gratis!
Jangan Tolak Undangan Bubar
Bubar atau buka bareng jadi ajang kongkow atau kumpul muda-mudi kala Ramadan yang bisa dikatakan mentradisi. Jika dapat undangan bubar jangan sampai ditolak. Apalagi, tanpa embel-embel iuran, langsung iyakan saja. Sebab, bisa mengurangi biaya anggaran untuk membeli menu berbuka puasa. Selain bubar, ada pula sabar alias sahur bareng. Walau kurang populer, tetapi jika ada langsung terima aja. Dengan begitu, untung yang diperoleh dobel gratisan.
Hidup Sewajarnya
Oleh karena Ramadan dianggap spesial, beberapa anak kosan ingin hidup beda dari biasanya. Paling sering, mereka memilih menu makan yang lebih bermacam-macam. Sebut saja kolak, es serut, es manado, es pisang hijau yang semuanya minuman dan ingin dibabat habis dalam satu kali konsumsi. Belum makannya yang nanti ingin ayam bakar, nasi goreng, kepiting asam manis, udang saus madu, nasi kuning dan lainnya. Itupun, sudah dibuka dengan gorengan, cilok, cireng, siomay di awal-awal.
Jika sampai terbeli semuanya dan hampir setiap hari seperti itu, puasa belum dapat 5 hari sudah tekor duluan. Oke, bolehlah berasumsi duit cukup banyak, sehingga bisa beli semaunya. Namun, coba pikirkan, apakah perut mampu menampung semua asupan tersebut? – kecuali perutnya up-to-date melakukan penggilingan. Jika tidak, makanan tersebut bakal tergeletak begitu saja nggak termakan. Mending jika belinya banyak, kemudian dimakan bareng anak sekosan. Jadinya bisa nambah pahala dan lebih berkah puasanya.
Nah, itu dia beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk menghemat anggaran selama Ramadan, khususnya bagi anak kosan yang pas-pasan. Lewat tips tersebut, setidaknya anggaran makan hanya keluar sekali untuk sahur. Kamu pun bisa mengalokasikan dana yang tersisa untuk beli baju lebaran. Selamat mencoba ya!
Wah sebagai anak kos.. wajib diketahui ini… 😀 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Silakan silakan bagi-bagi pengalaman 😀
SukaSuka