Menghibur, membuat saya tertawa dan yang paling penting bisa berimajinasi ke mana-mana
Itulah sedikit gambaran bila saya ditanya tentang anime atau film kartun Jepang. Sejak kecil saya begitu menggandrungi genre film ini. Memang, saya kurang begitu jelas, hal menarik apa yang mulanya membuat saya jatuh hati dengan animasi besutan Jepang ini. Orangtua saya juga bukan orang modern yang memilihkan film khusus buat anaknya. Sebagai orang desa, mereka justru cuek dan membiarkan saya melihat TV sesuka hati. Mungkin bagi orang kampung, TV adalah barang mewah, sehingga membiarkan anaknya menonton TV sama artinya dengan membahagiakannya. Asyik!
Oleh karena tinggal di desa, aktivitas anak-anak tentunya lebih banyak bermain-main di luar rumah. Saya pun hanya melihat TV saat hari Minggu, itupun film kartun. Berbeda dengan anak jaman sekarang, meski dulu aktivitas menonton TV saya nggak pernah diatur orangtua, tetapi saya yang masih kecil bisa mengontrol diri. Bagi saya, acara yang paling menarik buat anak-anak waktu itu ya film kartun saat hari minggu, khususnya yang ada di channel TV Indosiar dan RCTI.
Dua saluran televisi tersebut benar-benar membuat hari Minggu saya menyenangkan, walau tak pernah sekalipun jalan-jalan maupun piknik keluarga layaknya anak kota. Bila diberi pilihan liburan hari Minggu, saya pasti lebih memilih tinggal di rumah. Jika dipaksa, saya akan menangis agar bisa tinggal di rumah – hanya untuk melihat kartun. Hihihihi! Pokoknya, sudah menjadi hal yang wajib deh.
Anime secara nggak langsung benar-benar membuat imajinasi saya berkembang dan membentuk kepribadian dasar. Menurut saya, film kartun yang diadaptasi dari Jepang memiliki nilai moral dan edukasi yang sangat baik. Bahkan, sebagian besar memiliki value bahwa dalam hidup ini perlu kerja keras dan nggak boleh gampang menyerah demi menggapai sukses yang sebenarnya. Pokoknya nggak lepas dari etos kerja orang Jepang. Terbukti dari beberapa serial kartun Jepang, seperti LET’S AND GO! – yang berkisah tentang mobil mainan tamiya bermesin mini 4WD, BEYBLADE – yang bercerita tentang gasing, hingga battle antar mobil mainan dari anime CRUSH GEAR TURBO.
Jepang memang saya anggap negara yang paling serius mengenalkan budayanya lewat anime. Berkat melihat film kartun Jepang, saya dan mungkin banyak anak-anak lain kenal lebih dekat tentang budaya Jepang. Kita bisa mengerti bagaimana teraturnya orang Jepang, disiplin dalam bekerja, maupun kehidupan alam dan sosialnya yang selaras dari serial kartun DORAEMON, CHIBI MARUKO CHAN, CARDCAPTOR SAKURA, RANMA 1/2 dan GHOST AT SCHOOL. Kita juga bisa mengenal sejarah dan legenda Jepang yang begitu kental lewat anime INUYASHA, SAMURAI X, NINJA HATORI, hingga NARUTO yang masih tayang di TV.
Soal membangun imajinasi, anime Jepang memang bisa dibilang jempolan. Karena serial kartun POKEMON, DIGIMON, FULL METAL PANIC, YU-GI-OH!, POPOLOCROIS, KALEIDO STAR, FLAME OF RECCA, dan RAVE MASTER, imajinasi saya jadi terus berkembang. Saya jadi lebih suka menggambar, melukis sampai menciptakan teman imajiner sendiri. Oya, anime Jepang juga nggak berisi yang lucu-lucu, penuh petualang dan imajinatif saja lho. Beberapa serial kartun seperti CAPTAIN TSUBASA, SLAM DUNK, WHISTLE, SHOOT, HIKARU NO GO, juga turut membangkitkan semangat saya agar lebih rajin berolahraga.
Soal adu pintar, anime Jepang juga nggak mau ketinggalan. Berkat anime DETECTIVE CONAN, DETECTIVE SCHOOL Q dan DETECTIVE KINDAICHI, saya jadi enggan menjadi orang bodoh. Saking gandrungnya, kadang-kadang setiap masalah yang saya hadapi sok saya pikirkan dan pecahkan ala-ala detektif gitu. Hahahaha! Namun, ada satu spirit yang selalu saya pelari dari anime Jepang, yaitu bagaimana caranya mengatur kekompakan tim dan menghargai teman.
Bagi kalian yang lahir di era 90-an dan juga seorang anime mania seperti saya, pasti setuju dengan hal ini. Bagaimana ONE PIECE mengisahkan segala kesulitan bakal bisa terselesaikan bila mau berjuang bersama teman. HUNTER X HUNTER yang mengajarkan kompetisi akan lebih menarik bila dilakukan bersama teman. Dan, berkat NARUTO-lah saya bisa lebih menghargai teman. Sebab, kehadiran teman bisa membuat kita lebih kuat dan mudah meraih keberhasilan.
Terlepas dari anggapan kekanak-kanakan oleh sebagian orang – karena faktanya, sampai saat ini saya masih menggemari anime Jepang. Saya tetap antusias menikmati anime Jepang. Bagi saya, melihat anime Jepang adalah hobi. Layaknya Christiano Ronaldo dan Leonel Messi yang hobi bermain sepakbola sejak kecil, sampai sekarang semangat saya untuk melihat anime tak pernah redup. Karena itulah hobi. Toh apa yang saya lihat juga banyak memberikan wawasan baru, kenapa mesti dipaksa berhenti bila itu bermanfaat. 🙂
Untungnya lagi, hobi saya melihat anime Jepang ini masih masuk kategori wajar. Nggak berlebihan sampai ikutan jadi cosplayer atau menjadi sakau lantaran gara-gara listrik padam gagal menonton anime Jepang. So, hobi itu pilihan, selama masih positif boleh deh dipertahankan.