
Hidup Sehat itu Mahal! Hidup Sehat itu Sulit! Hidup Sehat itu Ribet! Hallah… kalau gitu terus, kapan sehatnya?
Nggak bisa dipungkiri, cikal bakal saya sadar akan gaya hidup sehat bermula setelah saya belajar ilmu gizi di bangku kuliah. Mulanya apa yang saya pikir nggak jauh beda dengan apa yang mungkin orang pikirkan tentang gaya hidup sehat. Mahal, sulit dan yang pasti ribet. Pelan-pelan saya mengerti, bahwa kapanpun kita bisa mulai menjalani hidup sehat. Bahkan, untuk takaran anak kosan yang notabene maniak mi instan, bisa kok menjalani hidup sehat. Buktinya? Sudah saya coba sendiri. 🙂
Selain mengenal ilmu gizi, motivasi awal saya menjalani hidup sehat bisa dibilang begitu sederhana. Saya termasuk orang yang ogah sakit, apalagi sampai menginap berlama-lama di rumah sakit. Ogaaah benget pokoknya! Urusan keluarin duit, saya memang cukup pelit bagi-bagi duit ke dokter. Bagi saya, masih banyak hal lain yang bisa saya beli selain permen warna-warna yang rasanya pahit itu. Hiiiii!
Karena alasan itulah saya mulai memutuskan untuk benar-benar menjalani hidup sehat semurah mungkin. Maklum, anak kosan gitu! Semangat untuk menjalani hidup sehat kian membara saat saya PKL di instalasi gizi salah satu rumah sakit utama di Kota Malang, RSUD Saiful Anwar. Waktu itu, saya ditugaskan meramu menu diet khusus untuk pasien penyakit gula. Agar menu yang saya rancang nantinya bisa tetap membuat pasien berselera, saya putuskan untuk menanyakan langsung jenis-jenis makanan yang jadi favoritnya.
Gule otak, sate kambing, jeroan, bebek bakar, serta nggak suka makan sayur dan buah, kecuali durian, sejak kecil. Minumnya juga suka yang bersoda, soft drink dan hanya mau minum jus asal rasanya manis banget. Whaaaaat?! Pantes deh kalau kena diabetes! Tiba waktunya sakit baru menyesal dan mau nggak mau harus makan makanan rumah sakit – yang rasanya ngeflat abis. Hmm! Daripada saya harus mengalami hal serupa, mumpung masih muda juga, saya putuskan deh memulai hidup sehat.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup sehat?
Sebelum jauh membayangkan tentang makanan enak dan bergizi apa saja yang bisa menunjang hidup sehat, konsep hidup sehat sendiri juga mesti kita pahami terlebih dulu. Yupz! Hidup sehat bukan hanya soal makan, lho! Ada beberapa poin hidup sehat yang perlu dijalankan secara bersamaan dan saya biasa menyebutnya sebagai ‘Paket Hidup Sehat’.
Makan Makanan Bergizi
Makanan bergizi lho, ya, bukan makanan mahal! Sebagai anak kosan, jujur saja saya nggak kuat kalau harus beli roti gandum, keju mozarella, cheddar, parmesan, kiwi, anggur, daging kalkun, sayuran organik dan daging rendah lemak saban hari. Apalagi, ikan salmon – yang seiris saja harganya bikin kantong langsung jebol. Imbasnya, bisa puasa dadakan, sebulan penuh lagi! Soal makanan, yang paling penting bagi saya memenuhi standar ‘empat sehat lima sempurna’.
Karbohidrat bisa pakai nasi putih, tapi porsinya cukup satu sendok (nasi) saja. Lauk-pauk saya pilih tempe, tahu, telur ceplok, ayam dan ikan lele – yang gizinya nggak kalah ciamik dengan salmon. Nah, yang nggak pernah ketinggalan adalah sayur. Sebisa mungkin harus ada sayur dalam setiap sajian, entah sup ayam, bayam, cah kangkung maupun sayuran kukus seperti pecel. Bila tidak ada, akan saya ganti dengan jus buah tanpa gula. Sebagai penyempurna, saya sempatkan minum susu, minimal sehari sekali. Kadang juga saya combine dengan susu kedelai agar nggak mudah bosan – walau sebenarnya karena faktor harga yang lebih murah. Duh, dasar anak kosan!
Agar sistem tubuh atau yang biasa disebut metabolisme itu, bisa berjalan lancar, saya berusaha nggak pernah telat makan. Memulai sarapan sebelum jam 9 pagi, makan siang sekitar jam 1 dan makan malam sekitar jam 7 malam. Awalnya akan merasa nggak biasa, karena perut kadang masih terasa kenyang. Tapi, dengan makan yang terjadwal secara teratur, saya menjadi tetap semangat beraktivitas karena nggak sampai kekurangan energi. Dari segi kesehatan, tubuh juga sehat karena asupan nutrisinya terpenuhi (secara teratur) setiap hari.
Jangan Lupa Ngemil
Di sela-sela jam makan utama, saya nggak lupa ngemil. Meski hanya makanan ringan, ngemil mempunyai fungsi yang baik untuk menjaga energi tubuh tetap tersuplai, namun nggak sampai mengganggu selera makan karena kekenyangan – asal ngemilnya bukan gorengan atau bakso. Kalau saya memilih buah, seperti apel dan jeruk yang saya beli di pasar. Saya makan satu buah per hari pada jam 10 pagi – karena sarapan saya jam 7 pagi, pasti sudah lapar lah! Kadang saya juga beli buah-buahan kupas yang ada dipinggir jalan, seperti pepaya, melon, semangka dan bengkuang atau sekalian rujak manis yang harganya relatif terjangkau bagi anak kosan. Jam ngemil kedua sekitar jam 4 sore. Biasanya kalau bukan buah saya lebih memakan biskuit kelapa dan teh hangat. Sementara kalau hujan-hujan, angsle dan ronde yang lewat depan kosan jadi pilihan.
Minum Air Putih
Ke manapun saya pergi, tumbler atau botol minum nggak lupa saya bawa. Tujuannya sih agar nggak beli minuman aneh-aneh saat haus. Dalam sehari saya meminum air putih sebanyak 8 gelas atau kalau pakai tumbler ukuran 750 mL sebanyak 3 botol per hari. Air putih sangat baik untuk mencegah dehidrasi dalam tubuh. Selain itu, air putih juga akan membuat metabolisme tubuh tetap berjalan normal, sehingga saya bisa tetap beraktifitas maupun fokus bekerja. Sesekali saya masukkan potongan jeruk nipis agar terasa lebih segar dan nggak membosankan, mirip infused water gitu.
Olahraga Rutin
Nah, poin ini kadang agak terabaikan selama menjalani hidup sehat. Sebagian orang beranggapan diet dari makanan tertentu sudah cukup menjadikan tubuh lebih sehat. Padahal, sebenarnya tubuh masih membutuhkan olahraga untuk proses pembakaran kalori selama metabolisme berlangsung. Nutrisi dari setiap makanan yang termakan juga akan terserap lebih maksimal bila proses hidup sehat diimbangi dengan olahraga.
Selain membakar kalori, olahraga juga bisa membantu membakar lemak menjadi energi yang optimal, sehingga apa yang kita makan benar-benar terasa manfaatnya dalam aktivitas sehari-hari. Karena seharian saya aktif bekerja, maka pagi setelah subuh selalu saya sempatkan untuk joging rutin. Habis itu, melakukan workout ringan, sit-up, push-up dan senam jantung, barulah mandi pagi, sarapan, berangkat deh. Kalau hari libur baru saya variasikan dengan hiking, trekking dan main sepeda – olahraga nggak hanya ngegym lho!
Tidur Cukup
Setelah seharian beraktivitas tentunya badan terasa begitu lelah dan butuh beristirahat. Urusan tidur, saya termasuk orang yang nggak mau berkompromi. Nggak heran bila saya sering disebut anti-sosial, karena menolak ajakan kawan-kawan untuk begadang. Hahaha! Saya sih mau-mau aja begadang, asal yang dibahas jelas. kalau sebatas hangout, paling saya batasi sampai jam 9 malam. Lagian, tidur yang cukup dibutuhkan untuk memulihkan kembali stamina tubuh dan daya pikir otak, agar bisa segar kembali dan siap bekerja di pagi hari. Delapan jam adalah waktu spesial yang saya alokasikan khusus untuk tidur di malam hari. Enyaaak!
Jauhi Stres
Boleh dikatakan poin pelengkap, tapi vital bila nggak mampu diaplikasikan. Stres memang nggak bisa dihindari, apalagi bila sudah bekerja. Namun, kita memiliki hak untuk menolaknya, bukan? Beruntungnya, sejak kecil saya diciptakan sebagai orang yang gemar tertawa. Hahaha! Jadinya ya santai-santai aja menghadapi setiap masalah. Tapi, saya juga punya tips khusus agar bisa hidup berbahagia setiap hari. Pertama, serius boleh tapi jangan sampai kelewatan, santai tapi pasti itu lebih efektif lho. Kedua, jangan bawa pekerjaan ke rumah atau kosan, selesaikan dan nikmati waktu luang untuk berkumpul dan bercanda tawa dengan teman. Ketiga, pilihlah acara, film atau tayangan komedi agar bisa mengusir penat dengan tertawa (sendiri). Keempat, jika ada kesempatan jalan-jalan, lakukan, agar bisa mencuci otak, eh, membuat pikiran segar kembali dan memancing ide-ide kreatif dalam berkarya. Keempat, makan es krim cokelat, itulah yang saya lakukan saat sedang penat, tapi hanya sebungkus aja ya, sebungkus! 🙂
Bila dikalkulasikan, secara finansial, gaya hidup sehat yang saya lakukan sebenarnya nggak begitu sulit dijalankan oleh anak kosan. Bahkan, dengan biaya hidup yang relatif sama dengan anak kosan pada umumnya (atau bahkan lebih kecil), saya tetap bisa memprioritaskan kesehatan tanpa perlu bolak-balik berkunjung ke rumah sakit. Hebatnya lagi, tanpa saya sadari, pola hidup sehat yang sudah saya prakarsai sejak masa kuliah, bertahan hingga saya masuk dunia kerja.
Hasilnya, saat benar-benar dihadapkan dengan aktivitas yang berat, padat dan seharian duduk di kantor, saya tetap bisa menikmatinya dengan tubuh yang prima. Apalagi alasannya, kalau bukan karena sudah terlatih dan tersertifikasi. Hihihihi!
Kuncinya, saya hanya berusaha menjalani dengan sepenuh hati pada apa yang sudah saya pilih.
Menjalani hidup sehat dengan penuh kebahagiaan, karena saya yakin memiliki tubuh sehat itu menyenangkan. Mempertahankan hidup sehat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab karena saya nggak mau sakit dan ogah masuk rumah sakit. It’s so simple and very easy. So, jika saya bisa, kenapa Anda tidak?