Banjir Segiempat


SAMSUNG CAMERA PICTURES

Derita anak kosan, selain listrik tiba-tiba padam karena stop-contact yang jadi rebutan hingga colokan sudah mirip akar ubi jalar saking diparelel nggak karuan, yaitu kamar mandi mampet yang nggak segera diurusi pemilik kosan.

Nggak jauh beda dengan kosan pada umumnya, kamar mandi kebanyakan di luar. Walau belakangan sudah banyak juga kosan yang menyediakan kamar mandi dalam. Tapi, seperti pepatah ‘ada harga ada rupa’, berani membayar mahal tentu akan dapat fasilitas yang lebih baik. Karena saya tipikal orang yang super hemat dan gampang hidup di mana aja – dah mirip tarzan aja, maka kosan dengan harga miring selalu saya prioritaskan.

Meski begitu, kualitas juga nggak kalah penting untuk dipertimbangkan. Minimal kosannya ada listrik, bebas bocor, dan dapat dimasuki sinar matahari dan udara segar setiap hari. Soal kamar mandi luar, nggak jadi masalah, asal bersih dan penduduknya juga sadar kebersihan. Ngomong-ngomong tentang kebersihan nih, beberapa hari belakangan penduduk kosan lagi pada sibuk, sampai-sampai nggak sempat memperhatikan kebersihan kamar mandi. Saking sibuknya, saya saja pulang ke kosan hanya untuk tidur, mandi dan ganti baju doang. Boro-boro bersihkan kamar mandi, nyuci aja seminggu sekali. Hihihihi!

Malam itu saya baru pulang kerja, seperti biasanya karena begitu gerah langsung aja lepas-lepas baju dan masuk kamar mandi. Nggak biasa-biasanya, kamar mandi sepi tanpa ada yang mengantri. Tanpa perlu basa-basi putar shower sambil menikmati guyuran air yang membasahi tubuh saya dari atas hingga ke bawah. Segaaaaaaaar! Acara jingkrak-jingkrak dan menyanyi pun nggak ketinggalan. Mumpung nggak ada yang ngetuk pintu, hanya untuk mengucapkan, “Jangan lama-lama ya, Bro!”, saya betah-betahin aja mandi sampai bersih.

Mulanya saya enak-enakin aja jingkrak-jingkrak di kamar mandi, tapi lama-lama kok makin banyak air yang muncrat akibat injakan kaki. Diam sejenak, kaki kok rasanya kayak tergenang. Perasaan, showernya nggak kenceng-kenceng amet. Wah, ada yang nggak beres nih! Pelan-pelan saya tengok ke lantai dan kamar mandinya mampet alias airnya nggak bisa mengalir ke luar. Alamak!

Tau kamar mandinya mampet, segera saya akhiri ritual jingkrak-jingkrak. Disodok-sodok pakek tongkat bekas patahan sapu pun tetap nggak bisa mengalir. Karena posisi lantai kamar mandi lebih rendah dari lantai lainnya, hasilnya genangan air jadi mirip kolam renang. Padahal, kosan saya ada di lantai dua, daerahnya juga jarang terkena banjir, tau-taunya kena banjir lha kok hanya sepetak kamar mandi yang bentuknya segiempat.

Merasa nggak enak dengan anak kosan, buru-buru saya lanjutkan kegiatan sodok menyodok selokan. Bayangkan, habis bersih-bersih badan senikmat itu, lha kok harus renang dikobokan (sendiri). Hiyek! Prustasi karena genangan air nggak kunjung seret, segera deh laporan sama penduduk. Sudah nyiapin muka serius penuh penyesalan, eh nggak taunya mereka balik menimpali, “Lho, baru tau ya? Kamar mandi lantai dua kan memang mampet sejak kemarin!”. Heh?????! “Oya kalo mau mandi, di kamar mandi bawah atau lantai tiga aja, di sana nggak mampet tuh!”.

Sambil melongo, refleks mulut saya ngucapin, “Assem lu, Bro!”. Benar-benar berasa asemnya, saat mereka akhirnya tertawa puas setelah tampak ditahan-tahan. Haish!! Karena habis ubek-ubek selokan, gatal-gatal pun mulai menggoda, daripada ngeladenin mereka buru-buru deh mandi lagi. Herannya, meski selokannya satu jalur, kamar mandi lantai bawah nggak ikutan berubah jadi banjir segiempat.

Smart Tips!

Diakui maupun tidak, teman sekosan kadang sudah mirip keluarga sendiri, karena sama-sama seperantuan dan merasa sependeritaan lagi. Hihihi! Manfaatkan sikap kekeluargaan ini untuk bergotong-royong menjaga kebersihkan kosan, termasuk bikin piket bersih-bersih kamar mandi. Jangan dilihat kotornya, tapi ambillah pelajaran tentang pentingnya menumbuhkan kesadaran akan hidup bersih dari diri masing-masing. Satu lagi, berbaik hatilah dengan teman sekosan, karena merekalah yang pada akhirnya menjadi orang pertama untuk kita baik suka maupun duka.

Iklan

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.