
Demam K-POP sudah melanda ke mana-mana, tapi jujur saya tidak begitu terpikat melihat apalagi menggemarinya. Namun, Korea Selatan bukan hanya tentang K-POP, tapi juga populer dengan para aktor dan aktrisnya yang begitu dramatis. Korea Selatan juga dikenal sebagai rumah sang raksasa teknologi ponsel pintar masa kini, apalagi kalau bukan Samsung yang sangat rajin menelurkan gadget terbarunya, termasuk Samsung Galaxy Note Edge yang begitu ramai dibicarakan oleh para netizen.
Pertama kali tahu phablet atau gabungan dari smartphone dan tablet ini dari drama Korea yang cukup ngehits akhir-akhir ini, Pinocchio. Samsung memang sering menunjukkan produk keluaran terbarunya sebagai ikon dalam beberapa drama Korea yang memang digadang bakal populer.
Hal ini lantas terjadi pada drama Pinocchio yang menceritakan sisi lain dunia jurnalistik di Korea Selatan. Di mana salah satu reporternya mengidap sindrom yang cukup baik, yaitu ‘tidak bisa berbicara bohong’ yang dinamakan Pinocchio. Bila dalam dongeng, hidung Pinochhio akan memanjang saat ketahuan berbohong, maka dalam drama ini penderita Pinocchio akan cegukan saat dirinya berbohong.

Selama menjalankan tugasnya, reporter yang menjadi pemeran utama pada drama ini, seringkali mendapatkan notifikasi baik email maupun pesan. Sekilas saya cukup paham jika gadget yang sedang digunakan oleh reporter ini adalah Samsung Galaxy Note. Layarnya yang tidak terlalu lebar pada kisaran 5 inci dan bagian samping layar phablet yang khas langsung bisa mengarahkan setiap orang gadget tersebut adalah Samsung Galaxy Note.
Namun, setelah teramati berulang-ulang ada yang beda dengan varian Samsung Galaxy Note ini. Notifikasi email maupun pesan yang muncul dari sisi kanan layar memang jarang saya temui. Apalagi setelah dilihat-lihat secara saksama bagian layar tersebut agak melengkung. Sontak saja, tampilan gadget ini menjadi fokus perhatian selain dramanya yang cukup edukatif.

Gara-gara varian Samsung Galaxy Note yang cukup unik ini, fokus nonton drama saya jadi terbelah. Yang tadinya memang penasaran dengan ulasan jurnalistik dari sudut pandang drama, Korea lagi, kini menjadi bercabang sambil mengamati apa sebenarnya phablet yang digunakan oleh para pemainnya. Sebab, usai saya amati kembali ternyata hampir sepanjang episode, gadget tersebut yang paling sering terekspos dari berbagai angle dan fungsinya yang mengagumkan.
Bisa dipahami jika Samsung memang benar-benar serius untuk mengenalkan senjata terbarunya dalam drama Pinocchio. Tak heran bila sosok Samsung Galaxy Note versi baru cukup mewarnai beragam scene yang ada dalam drama ini. Ditambah lagi, Samsung bisa dibilang anak emas Korea Selatan, sehingga cukup wajar bila akhirnya bisa melakukan promosi besar-besaran.
Di sinilah tampak bahwa Korea Selatan memang begitu mendukung industri kreatif maupun teknologi yang bisa menunjang kemajuan negeri, seperti teknologi dan perfilman. Bukan Korea Selatan namanya jika tak mampu menyajikan drama yang bisa membuat penontonnya termehek-mehek. Lewat balutan cerita dan pengemasan drama yang apik, promosi yang dilakukan Samsung untuk mengenalkan varian baru Samsung Galaxy Note tidak terkesan mendominasi.
Sebaliknya, dalam drama ini justru menggambarkan bila sebenarnya hampir keseluruhan orang Korea Selatan selalu menggunakan ponsel pintar untuk menunjang segala aktivitasnya. Choi Dal Po yang merupakan nama pemeran utama drama Pinocchio adalah seorang reporter yang tak pernah melupakan phablet-nya untuk bertugas. Kelebihan dari Samsung Galaxy Note versi terbaru dia tunjukkan dengan lugas.
Mulai dari kemampuan merekam suara Samsung Galaxy Note yang begitu jernih tampak dimanfaatkan oleh Dal Po untuk merekam hasil interview dengan subjek, baik pelaku maupun korban, yang terlibat dalam sebuah berita. Dari segi penggunaan kamera yang mumpuni juga ditunjukkan Dal Po saat memotret Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan Samsung Galaxy Note ini. Hasilnya jangan ditanya, really really amazing!

Dukungan layar yang jernih dan lebar, membuat foto tampak begitu jelas terabadikan. Dari sisi perekaman video, phablet yang sangat tipis tampak stabil melakukan perekaman. Hal ini bisa diketahui saat Dal Po merekam hasil CCTV dan begitu jelas saat memutarnya kembali dengan Samsung Galaxy Note. Tentu saja hal ini sangat membantu kinerja reporter yang memang kesehariannya perlu mencari banyak bahan berita baik melalui wawancara, memotret hingga membuat video setiap detail peristiwa.
Rasa penasaran saya pun kian memuncak untuk tahu lebih banyak apa sebenarnya seri asli Samsung Galaxy Note yang belum beredar di Indonesia ini. Rasa tersebut saya tahan hingga drama Pinocchio berakhir. Barulah melakukan browsing di sana-sini untuk menemukannya. Viola… akhirnya saya tahu juga nama asli dari seri terbaru gadget pada drama tersebut. Benar, phablet yang terus mampang dalam drama Pinocchio ini tak lain dan tak bukan adalah Samsung Galaxy Note Edge.
Seri ‘Edge’ baru saya ketahui setelah membandingkan dengan review detail tentang phablet ini. Untungnya ada satu bentuk yang khas dari Samsung Galaxy Note Edge dan hal itu ternyata tidak ditemukan pada seri ‘Galaxy Note’ yang lain. Apalagi kalau bukan lengkungan di sebelah kanan layarnya. Dari sejak awal lengkungan inilah yang menjadi clue untuk mengetahui sosok sebenarnya si Phablet Negeri Ginseng.

Saat membaca reviewnya cukup membuat saya kagum dan manggut-manggut bak orang yang cakap teknologi. Samsung Galaxy Note Edge ternyata dipersanjatai dengan kamera utama sebesar 16MP. Adanya teknologi Smart OIS juga bisa mengurangi noise saat kondisi gelap dan membuat hasil jepretan tetap ‘kece badai’ alias the best. Tidak sampai di situ saja, dimensi layar sebesar 5,6 inci yang juga dipoles dengan teknologi Quad HD + Super AMOLED Display, benar-benar memanjakan mata dengan pertunjukan grafis foto dan video yang bersih, jernih dan mengagumkan.
Satu kehebatan lain yang perlu disorot juga dari Samsung Galaxy Note Edge ini adalah kemampuan charging baterai yang begitu cepat. Dari review yang saya baca, daya isi baterai secara penuh dapat dilakukan hanya dalam waktu 30 menit. Sementara gadget pada umumnya akan memiliki daya isi baterai penuh setelah charging selama 55 menit. Pintarnya lagi, daya baterai Samsung Galaxy Note tidak cepat habis karena dukungan Ultra Power Saving Mode.
Dari ulasan ini jelas sekali, bila penggunaan Samsung Galaxy Note Edge memang cocok untuk menunjang aktivitas dengan tingkat mobilitas yang tinggi, tanpa perlu bolak-bolak balik mengisi baterai, seperti reporter yang sudah gamblang dijabarkan profesinya dalam drama Pinocchio. Apalagi selain mendokumentasikan peristiwa, reporter juga harus cepat menyelesaikan tulisan berita. Kehadiran S Pen sangat membantu kinerja reporter untuk menulis dengan cepat dan tepat semudah menulis di atas kertas.
Berbicara tentang jurnalistik, kebetulan profesi saya adalah jurnalis. Menulis sudah menjadi aktivitas yang mendarah daging. Menyajikan beragam informasi yang beda dan bermanfaat bagi para pembaca. Pastinya, hal ini membutuhkan ide yang fresh setiap hari. Untuk alasan ini jurnalis sering berburu informasi di luar. Mulai hanya sekadar jalan-jalan untuk mencari inspirasi, hingga mengamati beragam peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Sementara ide dan inspirasi kadang muncul di tempat yang tak terduga dan pasti waktunya. Kadang sambil santai dan tidak bertugas, kreativitas bisa langsung saja keluar. Adanya alat yang simpel, canggih dan ringkas dibawa ke mana-mana sangat dibutuhkan oleh seorang jurnalis. Sebab, tidak sepanjang waktu jurnalis membawa kamera besar, buku dan peralatan nulis yang lengkap. Masa jalan-jalan ke mal atau enak-enaknya liburan bawa perlengkapan ‘gituan’, jurnalis juga manusia kan?
Selama ini untuk menunjang aktivitas, saya memang sudah terbiasa menggunakan smartphone. Mulai untuk menyelesaikan tugas kantor yang terus diburu deadline sedangkan posisi kadang di jalan terjebak macet, sampai memotret dan merekam setiap peristiwa yang tiba-tiba terjadi namun sedang tidak membawa kamera atau secarik kertas dan bulpen yang dapat digunakan untuk menulis. Berkat teknologi ponsel pintar semua kendala tersebut bisa teratasi.
Sayangnya, gadget yang saya miliki tidak secanggih Samsung Galaxy Note Edge, sehingga beberapa tugas jusnalistik kadang tidak bisa terlaksanakan dengan lancar seperti halnya yang dilakukan oleh para jurnalis dalam drama Pinocchio. Jika dalam drama tersebut Samsung Galaxy Note Edge sudah terbukti kualitasnya menunjang kegiatan jurnalistik, maka bisa dibayangkan betapa bahagianya seorang jurnalis bisa merampungkan semua pekerjaan dengan phablet pintar sekelas Samsung Galaxy Note Edge.

Lebih dari itu, mungkin saya akan sangat tertolong karena tidak lagi harus membawa perlengkapan jurnalistik yang banyak seperti kamera DSLR, buku dan alat-alat tulis lainnya yang kadang begitu membebani mobilitas para jurnalis. Lewat tampilan layar yang jernih, sentuhan yang responsif serta dukungan S Pen yang canggih menjadikan Samsung Galaxy Note Edge pendamping jurnalis yang ideal. Penggunaan processor dan beragam teknologi inti yang mumpuni juga membuat phablet ini melaju cepat untuk menyelesaikan beragam tugas secara multitasking.
Desainnya yang stylish semakin membuat para jurnalis ‘pede’ dan tampil gaya saat beraksi, di samping bodinya yang argonomis dan tampak pas di genggaman. Untuk acara santai dan liburan, Samsung Galaxy Note Edge juga masih keren untuk ditenteng ke mana-mana. Terlebih hasil jepretan dan video yang mungkin sempat diabadikan bisa menjadi materi berita tanpa perlu ragu kualitas dan resolusinya di kemudian hari. Kini, seorang jurnalis tak perlu lagi pusing membereskan deadline ketika sedang di jalan dan menikmati liburan dengan tenang. Karena apa? Samsung Galaxy Note Edge sudah menjadi solusi jurnalistik modern yang cukup menyenangkan.
lebih fokus sama hp nya ki ha myung :v
SukaSuka
Soalnya lebih mudeng hapenya dari pada pemainnya, makanya judulnya lebih milih hapenya, hehehe 😀
SukaSuka