Nasib Pilu Hulu Sungai Brantas Malang


Ini 4
Hulu Sungai Brantas Malang

Siapa sih yang tidak membutuhkan air? Setiap detiknya manusia dan makhluk hidup lainnya selalu bergantung dengan air. Mulai kebutuhan minum, mandi hingga penyokong kegiatan sehari-hari, seperti mengairi sawah maupun budidaya ikan senantiasa menggunakan air. Meski banyak yang paham, menggunakan air berlebihan tidaklah baik, tetapi pada kenyataannya tidak sedikit orang yang begitu mengabaikannya.

Kenyataan di lapangan menggambarkan, sumber air bersih digunakan dengan seenaknya, bahkan tak sedikit yang justru mencemarinya. Kendati air tampak seolah tidak bisa habis, sejatinya air tanah yang digunakan sehari-hari memiliki batasan. Penyerapan besar-besaran dalam jangka panjang akan membuat air tanah semakin berkurang. Adapun sungai yang semestinya bisa menjadi sumber penghidupan, kini kian rusak dan bercampur dengan limbah dan kotoran.

Kali Brantas contohnya, salah satu sungai besar yang melewati kota Malang ini, tak lagi sepenuhnya layak dikonsumsi. Masyarakat yang seharusnya bisa menjaga, berbalik mengotorinya. Hal ini begitu tampak dari warna air sungai yang tidak lagi jernih. Tak hanya ranting pohon dan guguran daun yang jatuh ke sungai, pelbagai sampah rumah tangga yang semestinya tidak ada, tampak jelas terlihat di mata. Seolah tak ada masyarakat yang peduli, pemandangan semacam ini sudah lazim ditemui.

Dari hasil survei sederhana yang sudah saya lakukan, warna air di Sungai Brantas memang tidak lagi jernih. Padahal, survei tersebut dilakukan di bagian hulu yang notabene dekat dengan sumber mata air pegunungan. Walau begitu, sejauh mata memandang memang tidak begitu banyak sampah rumah tangga yang ditemukan, hanya beberapa kantong plastik yang tersangkut di bebatuan. Mungkin, ikut terbawa saat sungai meluap di musim hujan. Di samping itu, jauhnya pemukiman dari sungai yang saya amati, membuatnya sekilas agak bersih dari sampah rumahan.

Survei sederhana ini kian membuktikan bahwa Sungai Brantas kini tak lagi aman. Bahkan, menurunnya kualitas air Sungai Brantas pada bagian hulu ini, sudah terdeteksi sejak sepuluh tahun terakhir. Hal ini disebabkan lantaran wilayah konservasi dan hutan lindung di Gunung Arjuna sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian (Tempo, 2014). Setahun sebelumnya, Sahabat Sungai Indonesia juga pernah melakukan penelitian dengan menyusuri Sungai Brantas dari Malang sampai Surabaya. Hasilnya, selain   daerah resapan yang semakin berkurang, banyaknya limbah industri yang dibuang oleh beberapa pabrik di sepanjang Sungai Brantas, kian memperparah kondisi sungai (Kompas, 2014).

Ini 1
Air keruh di hulu Sungai Brantas Malang

Tidak sampai di situ saja, air Sungai Brantas ternyata juga tidak memenuhi standar baku mutu air layak konsumsi (Sunarhadi dkk, 2001). Kondisi tersebut diperkuat setelah ditemukan 330 ton limbah cair yang mengaliri Sungai Brantas setiap hari (Antara, 2006). Hasil pengukuran turbiditas atau tingkat kekeruhan air di hulu Sungai Brantas Malang, menunjukkan kisaran angka 14 sampai 18 mg/L. Padahal, ambang batas kekeruhan air layak konsumsi tak lebih dari 5 mg/L. Hal ini sesuai dengan peraturan Kementrian Lingkungan Hidup tahun 1988 tentang Baku Mutu Air pada Sumber Golongan A.

Nah, dari sini sudah diketahui bahwa air di Sungai Brantas sudah tak lagi aman, bahkan cenderung buruk bagi kesehatan. Jika tidak ingin membuat kerusakan lingkungan semakin memburuk dan pasokan air bersih hilang, mulailah untuk menggunakan air dengan bijak. Gunakan air seperlunya, matikan kran manakala air tidak dibutuhkan, serta kurangi jumlah air saat mencuci pakaian. Walau tampak sederhana, langkah ini bisa menyelamatkan kelangkaan air bersih di masa depan. Dan, jangan lupa untuk cerdas mengolah sampah, agar Daerah Aliran Sungai Brantas bersih nan juga indah.

Referensi:

1) Tempo – Kualitas Air Sungai Brantas Makin Merosot

2) Kompas – Sahabat Sungai Susuri Sungai Brantas

Iklan

Diterbitkan oleh

Iwan Tantomi

A strong walker who likes to travel and eat Indonesian foods. Also a professional editor, a blogger, a man behind the camera. And, wanna friendship with me?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.