
Ibu… aku sayang sekali sama ibu…
ibu kalo aku sudah besar nanti ibu akan aku ajak jalan-jalan…
ibu… jangan pernah tinggalkan aku ya…
Tiga kalimat tersebut hanya segelintir kata-kata yang mungkin sudah sering Anda ucapkan kepada ibu waktu kecil. Lewat senyumnya yang tulus, ibu selalu menjawab dengan “iya… sayang, ibu tak akan pernah meninggalkanmu sendirian. Ibu pasti memeluk dan menemanimu sampai kapanpun”. Seolah tidak ada beban sedikit pun ibu selalu menunjukkan raut bahagianya. Walau sebenarnya mungkin ibu dalam kondisi lelah saat itu.
Perjuangan seorang ibu memang sudah seperti pahlawan. Bukan di medan pertempuran memang. Tidak pula mengangkat senjata demi mengusir penjajah. Ibu memikul beban hidup yang hampir mengorbankan separuh kehidupan pribadinya. Di kala beliau semestinya bisa pergi ke mana-mana, dengan ikhlas merelakan segala keinginannya demi anak yang tengah dikandungnya.
Mengandung tidaklah semudah yang dibayangkan. Berbaring di kasur sambil bermalas-malasan, menyantap hidangan sesuai yang diharapkan. Itu hanyalah cover saja. Di baliknya, ada beban berat yang harus dijalankan ibu dengan penuh kehati-hatian. Perubahan fisiologis adalah salah satunya. Pola makan menjadi berubah, tidak senikmat seperti orang makan pada umumnya. Kadang baru sekali telan, sudah langsung dimuntahkan.
Bukan hanya itu, janin yang ada dalam rahim juga membuat tubuh menjadi lebih berat. Tulang belakang harus menopang tubuh agar tetap tegak dan tumpuan padi kaki saat berjalan semakin berat. Tak heran jika ibu hamil akan sering merasa lelah ketika beraktivitas. Belum lagi saat ngidam datang, seolah muncul nafsu makan yang begitu menyiksa manakala tidak segera dihidangkan.
Penderitaan ini terus berlangsung hingga sembilan bulan. Puncak perjuangan paling berat ibu adalah melahirkan. Antara memperjuangkan buah hatinya agar bisa lahir selamat dengan taruhan nyawa yang kapan saja bisa lepas dari tubuhnya. Sungguh berat, namun pengorbanan itu ibu sisihkan dengan memberikan senyum kebahagiaan saat melihat anak yang selama ini hidup dalam tubuhnya, sekarang bisa langsung dipeluknya.
Harapan panjang ibu curahkan kepada anaknya agar kelak bisa membahagiakan dirinya saat sudah tua. Ibu rela makan banyak agar bisa menyusui buah hatinya. Rela bangun malam demi menimang dan menemaninya agar tidur kembali. Sampai-sampai tak pernah mengeluh membersihkan kotoran anaknya di saat orang lain menghindar karena baunya. Itulah bukti kasih ibu yang tak terhingga.
Bagi sebagian ibu yang lain, harus rela kepanasan, kehujanan, tidak makan hingga tidur beralaskan tikar seadanya. Kondisi yang kurang beruntung membuat ibu harus susah payah membesarkan anaknya. Rasa lelahnya selalu disembunyikan dan tangisnya selalu dia panjatkan saat mendoakan anaknya di tengah malam. Bahkan saat anaknya sudah dewasa, ibu tak pernah menuntut pamrih atas segala pengorbanan yang telah dilakukannya.
Kini, Anda mungkin sudah dewasa dan jauh dari ibu. Pernahkah berpikir untuk membahagiakannya? Sudahkah Anda menjenguknya kala dirinya sudah dalam keadaan renta? Sudahkah Anda meneleponnya untuk sebatas menanyakan apa kabarnya ibu? Sudahkah menanyakan sudah makan hari ini? Dan, bahagiakah ibu sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanyalah hal kecil yang bisa dilakukan di Hari Ibu. Walau memberikan perhatian atau mungkin mengingat ibu bukan berarti hanya bisa dilakukan di Hari Ibu, paling tidak di hari spesial ini Anda bisa memberikannya kejutan. Perhatian seorang anak yang sudah lama tidak berada dipangkuannya. Anak yang sudah dewasa dan mulai hidup sendiri di luar sana.
Dalam parasnya ibu mungkin tak menunjukkan kerinduannya. Tapi, siapa yang tahu jika ibu sekarang dalam keadaan kesepian, merindukan canda tawa, tangis dan kemanjaan anaknya saat masih belia. Jika beliau masih ada, beruntunglah karena masih ada kesempatan untuk membahagiakannya. Sebaliknya, saat ibu sudah pergi untuk selamanya, panjatkanlah doa baginya agar ibu tetap bahagia dan bangga kepada Anda.
Ingatlah bahwa Ibu bukanlah pahlawan terlupakan di hari tua. Ibu adalah wanita hebat yang pernah ku temui di dunia.
Karena Wanita saya ada di dunia
Karena Wanita saya tumbuh dewasa
Karena Wanita saya mau sekola (h)
Karena Wanita saya belajar agamaKarena Wanita saya punya ilmu
Karena Wanita saya jadi tak malu
Karena Wanita saya terus maju
Karena Wanita saya paham hal baruKarena Wanita saya mengerti cinta
Karena Wanita saya paham hidup inda(h)
Karena Wanita saya bisa bahagia
Karena Wanita saya tahu gejolak asmaraKarena Wanita saya punya cita
Karena Wanita saya tak putus asa
Karena Wanita saya tak kenal kala(h)
Karena Wanita saya bisa jayaKarena Wanita saya bisa menika(h)
Karena Wanita saya punya keluarga
Karena Wanita saya sejahtera
Karena Wanita saya ingin surgaKarena Wanita saya punya ibu
Karena Wanita saya punya guru
Karena Wanita saya punya kamu
Karena Wanita saya jadi rinduKarena Wanita Ingin Dimengerti, manjakan dia dengan kasih sayang
Terimakasih Ibu 🙂